Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Sekitar 16 negara Afrika telah menunjukkan minat untuk mengamankan vaksin Covid-19 melalui inisiatif Uni Afrika (AU) yang bertujuan memberikan alokasi dalam tiga minggu ke depan, kata kepala badan pengendalian penyakit kontinental pada Kamis (4/2).
Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika (CDC) AU John Nkengasong, mengatakan 16 negara sejauh ini telah mengajukan permintaan vaksin di bawah Tim Tugas Akuisisi Vaksin Afrika (AVATT) blok tersebut, yang mulai beroperasi pada pertengahan Januari.
"Sehubungan dengan AVATT, 16 negara kini telah menyatakan minat mereka untuk total 114 juta dosis vaksin," kata Nkengasong pada konferensi pers virtual.
"Harapan kami dalam dua sampai tiga minggu ke depan, mereka sudah mendapatkan vaksin. Tetapi saya tidak bisa memberi Anda tanggal tertentu," ujar dia menambahkan.
Ketika negara-negara kaya mendorong imunisasi massal, Afrika berusaha untuk mengimunisasi 60 persen dari 1,3 miliar penduduknya dalam tiga tahun ke depan. Hanya segelintir negara Afrika yang sudah mulai memberikan dosis vaksin.
Blok AU awalnya mendapatkan 270 juta dosis dari produsen untuk negara anggota, kemudian akhir Januari mengatakan akan menerima 400 juta dosis vaksin AstraZeneca.
Secara terpisah dari upaya AU, Afrika akan menerima sekitar 600 juta dosis vaksin tahun ini melalui fasilitas COVAX --yang ikut dipimpin oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Meskipun Covid-19 belum menyerang Afrika separah yang dikhawatirkan beberapa ahli, perbedaan kekayaan, kesulitan logistik, dan "nasionalisme vaksin" oleh negara-negara kaya dapat merugikan benua termiskin di dunia.
Afrika telah melaporkan 3,5 juta infeksi dan 88.000 kematian, menurut hitungan Reuters. Jumlah kematian benua itu lebih sedikit daripada Amerika Serikat, Brazil, India, Meksiko, dan Inggris. (Ant/OL-12)
Pengurus IDI, Iqbal Mochtar menilai bahwa kekhawatiran masyarakat terhadap vaksin berbasis Messenger Ribonucleic Acid (mRNA) untuk covid-19 merupakan hal yang wajar.
Menteri Kesahatan AS Robert F. Kennedy Jr. membuat gebrakan besar dengan mencabut kontrak dan membatalkan pendanaan proyek vaksin berbasis teknologi mRNA, termasuk untuk covid-19.
Sejalan dengan penjelasan Kementerian Kesehatan yang menyebutkan vaksinasi booster covid-19 tetap direkomendasikan.
Pemakaian masker, khususnya di tengah kerumunan mungkin dapat dijadikan kebiasaan yang diajarkan kepada anak-anak.
Perusahaan ini fokus menggunakan teknologi vaksin berdasarkan mRNA pada Desember 2020, vaksin COVID-19 produksi mendapatkan izin penggunaan darurat di amerika serikat.
MEDIAINDONESIA.COM 20 Mei 2025 menurunkan berita berjudul ‘Covid-19 Merebak di Singapura dan Hong Kong, Masyarakat Diminta Waspada’.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved