Headline
Penyelenggara negara tak takut lagi penegakan hukum. Kisruh royalti dinilai benturkan penyanyi dan pencipta lagu yang sebenarnya saling membutuhkan.
Penyelenggara negara tak takut lagi penegakan hukum. Kisruh royalti dinilai benturkan penyanyi dan pencipta lagu yang sebenarnya saling membutuhkan.
Vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca dan Oxford University yang diproduksi di Thailand akan siap digunakan untuk vaksinasi massal pada Juni 2021, kata Kepala Institut Vaksin Nasional Nakorn Premsri, Jumat (29/1).
Menurut Nakorn, Thailand dapat memproduksi kurang lebih 18 juta dosis vaksin Covid-19 AstraZeneca tiap bulannya.
Namun, sejauh ini belum jelas berapa banyak vaksin yang akan disalurkan ke rakyat Thailand dan berapa yang akan diekspor ke negara-negara di Asia Tenggara, mengingat mereka telah meneken kontrak pembelian vaksin dengan AstraZeneca.
AstraZeneca Plc tengah menghadapi banyak kritik karena kurang transparan dan lambat mengirim vaksin Covid-19 ke negara-negara penerima.
Strategi pengadaan vaksin di Thailand bergantung pada persediaan vaksin Covid-19 AstraZeneca yang diproduksi oleh Siam Bioscience, yakni perusahaan induk biofarmasi yang dimiliki oleh Raja Thailand. "Dosis vaksin skala industri (yang dibuat di dalam negeri) akan siap Juni," kata Nakorn.
Menurut hasil audit virtual selama lima hari pada Desember 2020, vaksin Covid-19 yang diproduksi Siam Bioscience akan menjalani pemeriksaan kualitas, kata AstraZeneca lewat pernyataan tertulisnya.
Thailand memilih memproduksi vaksinnya sendiri karena ingin menjaga persediaan vaksin di dalam negeri, kata Nakorn.
Thailand meneken kontrak pembelian vaksin dengan AstraZeneca pada Oktober 2020, beberapa bulan lebih lambat dibandingkan dengan Inggris, Amerika Serikat, dan India.
Pemerintah Thailand memesan 61 juta dosis vaksin AstraZeneca yang diproduksi di dalam negeri. Jumlah dosis itu cukup untuk 30,5 juta dosis vaksin atau setengah dari total populasi orang dewasa di Thailand, tetapi belum termasuk orang-orang di bawah 18 tahun dan ibu hamil.
Oleh karena itu sampai Juni 2021, Thailand masih mengandalkan vaksin impor. (Ant/OL-12)
Pengurus IDI, Iqbal Mochtar menilai bahwa kekhawatiran masyarakat terhadap vaksin berbasis Messenger Ribonucleic Acid (mRNA) untuk covid-19 merupakan hal yang wajar.
Menteri Kesahatan AS Robert F. Kennedy Jr. membuat gebrakan besar dengan mencabut kontrak dan membatalkan pendanaan proyek vaksin berbasis teknologi mRNA, termasuk untuk covid-19.
Sejalan dengan penjelasan Kementerian Kesehatan yang menyebutkan vaksinasi booster covid-19 tetap direkomendasikan.
Pemakaian masker, khususnya di tengah kerumunan mungkin dapat dijadikan kebiasaan yang diajarkan kepada anak-anak.
Perusahaan ini fokus menggunakan teknologi vaksin berdasarkan mRNA pada Desember 2020, vaksin COVID-19 produksi mendapatkan izin penggunaan darurat di amerika serikat.
MEDIAINDONESIA.COM 20 Mei 2025 menurunkan berita berjudul ‘Covid-19 Merebak di Singapura dan Hong Kong, Masyarakat Diminta Waspada’.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved