Layanan Surel Departemen Keuangan AS Diretas

Nur Aivanni
14/12/2020 08:03
Layanan Surel Departemen Keuangan AS Diretas
Ilustrasi peretasan(Medcom/M Rizal )

PERETAS yang diyakini bekerja untuk Rusia telah memantau lalu lintas surat elektronik (surel) internal di Departemen Keuangan Amerika Serikat (AS) dan sebuah lembaga yang memutuskan kebijakan internet dan telekomunikasi, menurut orang yang mengetahui hal tersebut.

Ada kekhawatiran dalam komunitas intelijen AS bahwa peretas yang menargetkan Departemen Keuangan dan National Telecommunications and Information Administration (NTIA) menggunakan alat serupa untuk membobol ke lembaga pemerintah lainnya, menurut empat orang yang diberi pengarahan tentang masalah tersebut. Mereka tidak mengatakan yang mana saja lembaga lain tersebut.

Tiga orang yang mengetahui penyelidikan tersebut mengatakan Rusia, saat ini, diyakini berada di balik serangan tersebut.

Baca juga: AS Mulai Distribusikan Vaksin Covid-19

Sementara itu, dua orang mengatakan serangan tersebut terkait dengan kampanye luas yang juga melibatkan peretasan yang baru-baru ini diungkapkan di FireEye, sebuah perusahaan keamanan siber utama AS.

"Pemerintah AS mengetahui laporan ini dan kami mengambil semua langkah yang diperlukan untuk mengidentifikasi dan memperbaiki setiap masalah yang mungkin terkait dengan situasi ini," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Ullyot.

Peretasan itu, kata salah satu orang yang mengetahui masalah tersebut, sangat serius sehingga menyebabkan pertemuan Dewan Keamanan Nasional di Gedung Putih pada Sabtu.

Dalam sebuah pernyataan, Departemen Perdagangan mengonfirmasi ada serangan siber di salah satu badannya.

"Kami telah meminta Cybersecurity and Infrastructure Security Agency dan FBI untuk menyelidiki, dan kami tidak dapat berkomentar lebih lanjut saat ini," terangnya.

Serangan siber tersebut menjadi tantangan besar bagi pemerintahan Presiden terpilih AS Joe Biden ketika para pejabat menyelidiki informasi apa yang dicuri dan mencoba untuk memastikan untuk apa informasi itu akan digunakan.

"Ini adalah cerita yang jauh lebih besar daripada satu badan," kata salah satu orang yang mengetahui masalah tersebut. "Ini adalah kampanye spionase dunia maya besar-besaran yang menargetkan pemerintah AS dan kepentingannya."

Peretas membobol perangkat lunak perkantoran NTIA. Surel staf di badan tersebut dipantau peretas selama berbulan-bulan, kata sumber tersebut.

Seorang juru bicara Microsoft tidak segera menanggapi permintaan komentar mengenai itu. Begitu pula juru bicara Departemen Keuangan.

Para peretas itu sangat canggih dan telah mampu mengelabui kontrol otentikasi platform Microsoft, menurut seseorang yang mengetahui insiden tersebut, yang berbicara dengan syarat anonim karena mereka tidak diizinkan untuk berbicara kepada pers.

Investigasi masih tahap awal dan melibatkan berbagai agen federal, termasuk FBI. FBI dan Badan Keamanan Nasional AS tidak segera menanggapi permintaan komentar terkait hal tersebut. (CNA/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya