Tujuh Tentara Perdamaian Tewas Dalam Kecelakaan Heli di Sinai

Nur Aivanni
13/11/2020 13:59
Tujuh Tentara Perdamaian Tewas Dalam Kecelakaan Heli di Sinai
Sharm el-Sheikh, kawasan wisata selatan Semenanjung Sinai tempat jatuhnya heli yang membawa 8 tentara penjaga perdamaian(Khaled DESOUKI / AFP)

ADA delapan orang di dalam helikopter yang jatuh dalam misi rutin di dekat Sharm el-Sheik, Semenanjung Sinai. Menurut Pasukan dan Pengamat Multinasional (MFO), kedelapan orang itu diketahui adalah lima  warga negara AS, seorang warga Prancis dan satu warga Ceko yang tewas dalam kecelakaan tersebut dan satu orang lainnya warga AS selamat dan kini sudah dievakuasi ke rumah sakit.

"Kami sangat sedih atas kehilangan tujuh rekan militer dari tiga negara pada 12 November 2020. Mereka tewas dalam kecelakaan helikopter selama misi rutin. Ini termasuk satu orang Ceko, satu Prancis, dan lima anggota MFO (Pasukan dan Pengamat Multinasional) AS," kata pasukan penjaga perdamaian pada Kamis (12/11) malam.

Melalui akun Twitter-nya, Presiden AS terpilih Joe Biden menyampaikan belasungkawa mendalam kepada orang-orang terkasih penjaga perdamaian. Termasuk di dalamnya enam anggota tentara AS yang mengalami musibah kecelakaan helikopter di Semenanjung Sinai. Biden juga berharap pemulihan yang cepat bagi orang Amerika yang masih hidup.

Tentara Israel mengatakan bahwa seorang penjaga perdamaian dari Amerika yang terluka telah dievakuasi ke rumah sakit Israel untuk perawatan medis. Dalam pernyataannya, pasukan multi-nasional mengatakan bahwa mereka akan melakukan penyelidikan atas insiden tersebut.

"Penyelidikan penuh tentang penyebab kecelakaan tersebut yang tampaknya bersifat mekanis telah diluncurkan," kata pasukan tersebut.

Semenanjung Sinai Mesir menghadapi pemberontakan keras yang berafiliasi dengan kelompok ISIS di utara wilayah bergolak itu. Sementara di selatan menawarkan kota resor wisata di tepi Laut Merah, di dekat tempat kecelakaan itu terjadi. Militan jihadis, beberapa terkait dengan kelompok ISIS, aktif di Semenanjung Sinai. Mereka telah membunuh ratusan personel keamanan dan warga sipil Mesir dalam serangan beberapa tahun terakhir.

baca juga: AS Tunda Pemblokiran TikTok 

MFO didirikan oleh Israel dan Mesir untuk mengawasi bagian dari perjanjian perdamaian bersejarah mereka pada tahun 1979 setelah Perserikatan Bangsa-Bangsa tidak menyetujui pasukan penjaga perdamaian untuk Sinai. MFO didirikan sebagai alternatif dari misi PBB, tetapi secara konsisten mendapat dukungan internasional yang signifikan, terutama dari Amerika Serikat. Anggota MFO saat ini berjumlah lebih dari 1.100 tentara, termasuk dari Australia, Amerika Serikat, Kanada dan Prancis. Mereka menerima dana dari Mesir, Israel, dan AS. (AFP/BBC/OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya