Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
KEKACAUAN terjadi di lingkungan parlemen Armenia pada Selasa dini hari waktu setempat. Pengunjuk rasa protes terhadap kesepakatan gencatan senjata Armenia dengan Azerbaijan.
Ratusan orang menyerbu gedung parlemen, setelah Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan mengumumkan kesepakatan untuk mengakhiri konflik perebutan wilayah Nagorno-Karabakh dalam enam minggu terakhir.
Baca juga: Armenia Setuju Akhiri Perang dengan Azerbaijan
Banyak yang berkumpul di dalam ruangan gedung. Dengan penuh emosi, mereka mengambil kursi anggota parlemen dan berteriak 'mundur!' atau 'keluar!'
Perdebatan dan bentrokan terjadi saat pengunjuk rasa mencoba naik ke podium untuk berbicara. Beberapa orang juga melempar botol.
Petugas kepolisian di lapangan tidak bisa berbuat banyak untuk mengatasi kekacauan. Alhasil, semakin banyak demonstran yang berkeliaran di lingkungan parlemen.
Sebelumnya, ribuan pengunjuk rasa menyerbu pusat pemerintahan di Yerevan. Mereka menggeledah kantor dan memecahkan jendela.
Baca juga: Armenia dan Azerbaijan Berunding, Rusia Jadi Penengah
Laporan media lokal menyebut Ketua Parlemen Armenia Ararat Mirzoyan telah diserang dan dipukuli pengunjuk rasa. Kerumunan massa mulai berkurang jelang pagi hari, namun beberapa demonstran masih bertahan di parlemen.
Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev menyebut kesepakatan gencatan senjata bertujuan mengakhiri konflik terkait sengketa wilayah Nagorno-Karabakh. Dia menilai perjanjian itu penting secara historis. Rusia dan sekutu Azerbaijan, Turki, juga terlibat dalam gencatan senjata.(AFP/OL-11)
negara tertua di dunia yang sudah ada sejak ribuan tahun lalu, bahkan 6000 sebelum masehi dan hingga kini masih bertahan
Prancis, Rusia, dan NATO termasuk di antara mereka yang mendesak penghentian segera bentrokan di wilayah Nagorno-Karabakh.
Wilayah tersebut diakui sebagai bagian dari Azerbaijan, tetapi dikendalikan oleh etnik Armenia.
Armenia dan Azerbaijan menuduh satu sama lain telah menembak langsung ke wilayah masing-masing dan menolak tekanan untuk mengadakan pembicaraan damai.
Bentrokan antara dua bekas republik Soviet di Kaukasus Selatan ialah gejolak terbaru dari konflik berkepanjangan di Nagorno-Karabakh, wilayah Azerbaijan yang memisahkan diri dan
Dalam perbandingan kepemilikan jumlah armada pesawat, Armenia memiliki total 64 pesawat, sedangkan Azerbaijan memiliki 147 pesawat.
Daerah itu merupakan wilayah pegunungan di Kaukasus Selatan yang secara internasional sebagai bagian dari Azerbaijan sejak lepas dari Republik Soviet, tetapi
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved