KEKACAUAN terjadi di lingkungan parlemen Armenia pada Selasa dini hari waktu setempat. Pengunjuk rasa protes terhadap kesepakatan gencatan senjata Armenia dengan Azerbaijan.
Ratusan orang menyerbu gedung parlemen, setelah Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan mengumumkan kesepakatan untuk mengakhiri konflik perebutan wilayah Nagorno-Karabakh dalam enam minggu terakhir.
Baca juga: Armenia Setuju Akhiri Perang dengan Azerbaijan
Banyak yang berkumpul di dalam ruangan gedung. Dengan penuh emosi, mereka mengambil kursi anggota parlemen dan berteriak 'mundur!' atau 'keluar!'
Perdebatan dan bentrokan terjadi saat pengunjuk rasa mencoba naik ke podium untuk berbicara. Beberapa orang juga melempar botol.
Petugas kepolisian di lapangan tidak bisa berbuat banyak untuk mengatasi kekacauan. Alhasil, semakin banyak demonstran yang berkeliaran di lingkungan parlemen.
Sebelumnya, ribuan pengunjuk rasa menyerbu pusat pemerintahan di Yerevan. Mereka menggeledah kantor dan memecahkan jendela.
Baca juga: Armenia dan Azerbaijan Berunding, Rusia Jadi Penengah
Laporan media lokal menyebut Ketua Parlemen Armenia Ararat Mirzoyan telah diserang dan dipukuli pengunjuk rasa. Kerumunan massa mulai berkurang jelang pagi hari, namun beberapa demonstran masih bertahan di parlemen.
Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev menyebut kesepakatan gencatan senjata bertujuan mengakhiri konflik terkait sengketa wilayah Nagorno-Karabakh. Dia menilai perjanjian itu penting secara historis. Rusia dan sekutu Azerbaijan, Turki, juga terlibat dalam gencatan senjata.(AFP/OL-11)