Headline

Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.

Fokus

Terdapat sejumlah faktor sosiologis yang mendasari aksi tawur.  

Trump Pecat Menteri Pertahanan Mark Esper

Faustinus Nua
10/11/2020 06:16
Trump Pecat Menteri Pertahanan Mark Esper
Presiden AS Donald Trump memecat Menteri Pertahanan Mark Esper, Senin (9/11/2020)(NICHOLAS KAMM / AFP)

PRESIDEN AS Donald Trump menyataka telah memberhentikan atau memecat Menteri Pertahanan Mark Esper, Senin (9/11).

"Mark Esper telah diberhentikan," kata Trump dalam melalui akun Twitter-nya.

Tidak dijelaskan secara pasti alasan pemberhentian Esper. Namun, tampaknya Trump akan menggunakan bulan-bulan terakhirnya untuk menyelesaikan masalah internal pemerintahan setelah kekalahan dalam pemilihan presiden.

Trump menambahkan di Twitter bahwa Christopher Miller, direktur National Counterterrorism Center akan mengambil alih posisi Esper dengan mengatakan "efektif segera".

Seorang pejabat pertahanan AS yang tidak mau disebut identitasnya mengatakan Kepala Staf Gedung Putih Mark Meadows telah menelepon Esper untuk memperingatkannya bahwa Trump akan memecatnya. Ketika Trump bertemu tanpa basa-basi dengan Esper, Miller tiba di gedung Pentagon hanya satu jam atau lebih setelah pengumuman Trump, sebelum Pentagon sendiri mengakui pemecatan Esper.

Partai Demokrat pun bereaksi dengan cemas. Langkah Trump dinilai mengirim pesan berbahaya kepada musuh Amerika dan meredupkan harapan untuk transisi yang teratur ketika Presiden terpilih Joe Biden bersiap untuk menjabat.

"Pemecatan mendadak Menteri Esper adalah bukti yang mengganggu bahwa Presiden Trump bermaksud menggunakan hari-hari terakhirnya di kantor untuk menabur kekacauan dalam demokrasi Amerika kita dan di seluruh dunia," kata Ketua DPR Nancy Pelosi.

baca juga: Biden Memulai Masa Transisi

Perwakilan Demokrat yang memimpin Komite Angkatan Bersenjata DPR, Adam Smith mengutuk keputusan Trump. Langkah itu disebutnya sebagai kekanak-kanakan dan sembrono. Trump berpisah dengan Esper karena berbagai masalah dan terutama setelah penolakan publik terhadap ancaman Trump untuk menggunakan pasukan militer aktif. Hal itu dimaksudkan untuk menekan protes jalanan atas ketidakadilan rasial setelah polisi membunuh George Floyd di Minneapolis.(CNA/OL-3)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya