Headline

Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.

Fokus

Terdapat sejumlah faktor sosiologis yang mendasari aksi tawur.  

6 Bulan Pemerintahan Trump: Polarisasi Politik AS Makin Tajam Jelang Pemilu Paruh Waktu

Thalatie K Yani
22/7/2025 05:35
6 Bulan Pemerintahan Trump: Polarisasi Politik AS Makin Tajam Jelang Pemilu Paruh Waktu
Enam bulan setelah Donald Trump kembali menjabat Presiden AS, polarisasi politik tetap tajam. (Media Sosial X)

ENAM bulan setelah Donald Trump kembali menjabat Presiden Amerika Serikat, polarisasi politik tetap tajam. Bagi pendukungnya, Trump dianggap membawa perubahan positif. Bagi penentangnya, ia justru memperburuk keadaan.

Jaclyn Taylor, pengusaha asal Iowa, memberi nilai 9 dari 10 untuk kinerja Trump. “Kemajuan yang dicapai selama enam bulan ini tak tertandingi,” katanya.

Sebaliknya, Lawrence Malinconico, profesor di Pennsylvania, memberi nilai nol. “Ia memangkas pemerintahan dan menempatkan orang yang tidak kompeten di posisi penting. Ini akan merugikan seluruh aspek kehidupan di Amerika,” ujarnya.

Pandangan kontras seperti ini mewakili sentimen para pemilih yang dihubungi CNN dalam proyek All Over the Map. Mereka yang memilih Trump tetap antusias mendukung agenda sang presiden. “Hidup saya lebih baik, biaya bahan bakar turun, persaingan kerja dari imigran ilegal berkurang, dan saya merasa lebih aman,” kata Deven McIver, pendukung Trump di New Hampshire.

Namun lawannya tetap keras menentang. “Bukan hanya kecewa, saya takut melihat negara ini dan hukum mulai hancur,” ungkap Pat Levin, Demokrat asal Pennsylvania.

Imigrasi, Ukraina, dan Polarisasi yang Tak Mereda

Isu imigrasi tetap memicu debat tajam. “Dia mengubah ICE dan CBP menjadi Gestapo Amerika,” kata Tonya Rincon, Demokrat asal Michigan, yang menilai taktik imigrasi Trump terlalu agresif. Sementara Taylor justru memuji, “Trump menepati janji, membela mereka yang menghormati negara ini.”

Soal Ukraina, beberapa Demokrat mendukung keputusan Trump memperkuat bantuan senjata, meski meragukan motifnya. Sebaliknya, sejumlah pendukung Trump justru menentang bantuan ke Ukraina.

Kontroversi Epstein Bikin Gelisah, Tapi Dukungan Masih Kuat

Kasus Jeffrey Epstein juga menjadi sorotan. Baik pendukung maupun penentang Trump mengkritik caranya menangani isu ini. “Saya ingin kebenaran,” kata McIver, pendukung Trump.

Sebagian pendukung bahkan mengaitkan penundaan pembukaan dokumen Epstein dengan teori konspirasi tak berdasar yang melibatkan Israel. Meski khawatir, mereka tetap mendukung Trump.

Di sisi lain, penentang Trump menilai kasus Epstein justru memperlihatkan bagaimana Trump akhirnya terjebak dalam permainan konspirasi yang dulu ia tuduhkan pada lawan politiknya. “Melihat dia kebingungan memberi penjelasan itu lucu sekaligus memalukan,” kata Rincon.

Biaya Hidup Tetap Jadi Sorotan

Mayoritas responden, baik pendukung maupun penentang, sepakat biaya hidup masih tinggi. Demokrat menuding kebijakan tarif Trump memperburuk inflasi, sementara pendukung Trump menilai situasinya mulai membaik meski perlahan.

“Biaya sewa naik,” keluh Jacob Dials, Demokrat asal Arizona.

“Masih sama, tapi membaik,” kata Taylor, pendukung Trump dari Iowa.

Cynthia Sabatini, Republikan dari Philadelphia, mendukung banyak kebijakan Trump namun mengkritik pendekatannya soal tarif. “Tarif menyeluruh bukan solusi.”

Kim Cavaliere, pemilih independen di Georgia, merasa standar hidupnya menurun sejak Trump berkuasa. “Semua kebijakannya menguntungkan orang kaya. Perumahan tetap tidak terjangkau,” ujarnya.

Meski begitu, Cavaliere menutup komentarnya dengan humor. “Yah, saya memang tak bisa menebak angka lotre, tapi saya bisa menebak bahwa hubungan Elon Musk dan Trump tak akan bertahan setahun. LOL.”

Polarisasi Tetap Dalam Menjelang Pemilu Paruh Waktu

Enam bulan masa jabatan ini menunjukkan satu hal: polarisasi era Trump belum mereda. Pendukung tetap solid, penentang semakin keras. Dan menjelang pemilu paruh waktu 2026, jurang perbedaan ini diperkirakan semakin lebar.(CNN/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya