Headline
Pemerintah tegaskan KPK pakai aturan sendiri.
PEMERINTAH Indonesia optimis apapun hasil pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) pada 3 November nanti tidak akan menggangu hubungan bilateral kedua negara. Pasalnya, Indonesia dan AS merupakan mitra strategis yang didasari prinsip kesetaraan.
"Sebagaimana yang disampaikan Menlu RI, sebagai mitra strategis, hubungan bilateral Indonesia dan AS dilandasi prinsip kesetaraan," kata juru bicara Kementeria Luar Negeri RI Teuku Faizasyah kepada Media Indonesia, Senin (2/11).
Teuku menjelaskan bahwa kemitraan strategis kedua negara dituangkan dalam dokumen kerjasama. Hal itu merupakan peta jalan yang komprehensif bagi hubungan bilateral keduanya dengan prinsip kesetaraan.
Artinya siapa pun presiden AS terpilih, hubungan sebagai mitra strategis akan tetap berlanjut. Dan diharapkan akan makin erat di masa mendatang.
"Administrasi AS dalam setiap periode akan merujuk kepada kemitraan strategis tersebut," tambahnya.
"Prinsipnya sifat dan derajat hubungan adalah kemitraan strategis, sehingga ada rujukan bersama yang sudah disepakati."
Sebelumnya, Minggu lalu Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo telah mengunjungi Indonesia. Dalam kunjungannya, dia bertemu dengan Presieden Joko Widodo dan Menlu Retno Marsudi.
Selain menunjukan dukungan AS terhadap Indonesia dalam menangani pandemi, kedatangan Pompeo juga untuk membahas hubungan kerja sama kedua negara. Mulai dari sektor ekonomi hingga pertahanan, kedua negara sepakat untuk meningkatkan kerja sama sebagai mitra strategis.(OL-4)
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) menyatakan sedang melanjutkan komunikasi intensif dengan produsen pesawat asal Amerika Serikat (AS), Boeing.
Trimegah Sekuritas menyebut sejumlah faktor yang menunjukkan bahwa arah kebijakan pemerintah saat ini mendukung pemulihan ekonomi nasional.
Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menyampaikan bahwa Indonesia bisa mendapatkan setidaknya dua keuntungan dari pengenaan tarif Indonesia ke Amerika Serikat sebesar 19%.
Pemerintah Amerika Serikat telah menetapkan tarif baru sebesar 19% terhadap produk ekspor asal Indonesia, jauh lebih rendah dari rencana sebelumnya sebesar 32%.
Tanpa proteksi yang memadai, produk impor AS berpotensi mendominasi pasar domestik, dari sektor otomotif hingga pertanian dan energi.
Luhut apresiasi atas keberhasilan diplomasi ekonomi Indonesia dalam menyepakati penurunan tarif tambahan terhadap produk ekspor ke Amerika Serikat (AS),
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved