Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
ARMENIA dan Azerbaijan gagal mencapai kesepakatan mengenai gencatan senjata baru dalam konflik Nagorno-Karabakh selama pembicaraan di Jenewa pada Jumat. Namun, keduanya sepakat untuk meredakan ketegangan, termasuk berjanji untuk tidak menargetkan warga sipil.
Kesepakatan tersebut dicapai selama pembicaraan di Jenewa antara menteri luar negeri kedua negara dan utusan dari Prancis, Rusia dan Amerika Serikat, yang merupakan ketua bersama dari kelompok yang dibentuk untuk menengahi konflik.
Dalam sebuah pernyataan, ketua bersama OSCE Minsk Group mengatakan, Armenia dan Azerbaijan juga telah setuju untuk bertukar jenazah para pejuang dan memberikan daftar tahanan perang yang ditahan dalam waktu seminggu.
Sebelumnya, kelompok hak asasi manusia menyerukan penghentian segera penggunaan senjata terlarang oleh kedua belah pihak setelah mengonfirmasi penggunaan munisi tandan baik yang ditembakkan atau dipasok oleh pasukan Armenia dalam serangan minggu ini di kota Barda, Azerbaijan.
Baca juga : Umat Muslim di Berbagai Negara Gelar Aksi Protes Anti-Prancis
Nagorno-Karabakh secara internasional diakui sebagai bagian dari Azerbaijan, tetapi dihuni dan dikendalikan oleh etnis Armenia. Sekitar 30.000 orang tewas dalam perang tahun 1991-1994 di wilayah tersebut.
Di Twitter, Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev mengatakan bahwa pasukan negara telah mengambil alih sembilan pemukiman lagi di bawah kendali mereka.
Dalam komentar yang dipublikasikan di situs web perdana menteri, Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan, menanggapi pertanyaan dari media asing, mengatakan bahwa dia yakin prinsip pemisahan diri perbaikan harus diterapkan di Nagorno-Karabakh.
Pertempuran sporadis berlanjut pada Jumat. Kementerian Pertahanan Azerbaijan mengatakan posisi militer dan permukiman di wilayah Aghdere, Khojavend dan Gubadli telah diserang. (AFP/Nikkei Asia/OL-7)
Prancis, Rusia, dan NATO termasuk di antara mereka yang mendesak penghentian segera bentrokan di wilayah Nagorno-Karabakh.
Wilayah tersebut diakui sebagai bagian dari Azerbaijan, tetapi dikendalikan oleh etnik Armenia.
Armenia dan Azerbaijan menuduh satu sama lain telah menembak langsung ke wilayah masing-masing dan menolak tekanan untuk mengadakan pembicaraan damai.
Bentrokan antara dua bekas republik Soviet di Kaukasus Selatan ialah gejolak terbaru dari konflik berkepanjangan di Nagorno-Karabakh, wilayah Azerbaijan yang memisahkan diri dan
Dalam perbandingan kepemilikan jumlah armada pesawat, Armenia memiliki total 64 pesawat, sedangkan Azerbaijan memiliki 147 pesawat.
Daerah itu merupakan wilayah pegunungan di Kaukasus Selatan yang secara internasional sebagai bagian dari Azerbaijan sejak lepas dari Republik Soviet, tetapi
Pashinyan mengatakan negosiasi mengenai status Karabakh sekarang tidak ada gunanya. Ia pun menuduh Azerbaijan tidak ingin berkompromi.
Sejak hari pertama perang kami memutuskan untuk memberikannya kepada penduduk secara gratis dan bekerja untuk tentara juga
Putin mengatakan bahwa kedua belah pihak telah kehilangan hampir 2.000 nyawa dalam pertempuran yang menyebabkan ribuan orang mengungsi.
Konflik di Nagorno-Karabakh yang secara internasional diakui sebagai bagian Azerbaijan namun dikuasai kelompok separatis Armenia telah berlangsung sejak 27 September.
Pasukan Rusia yang terdiri dari 1.960 personel militer dan 90 pengangkut personel lapis baja akan dikerahkan ke wilayah tersebut sebagai penjaga perdamaian.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved