Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
MILITER Azerbaijan mengatakan serangan rudal di dekat Nagorno-Karabakh pada Rabu (28/10) telah menewaskan 21 orang dan puluhan lainnya luka-luka. Baku menuduh serangan paling mematikan terhadap warga sipil tersebut dilakukan oleh pasukan Armenia yang kini tengah memperebutkan wilayah sengketa.
Ajudan presiden Azerbaijan Hikmet Hajiyev mengatakan pasukan Armenia telah menembakkan rudal Smerch ke Barda. Dia menuduh bahwa musuh mereka menggunakan munisi gabungan
"(Itu) untuk menimbulkan banyak korban di antara warga sipil," ungkapnya.
Kantor kejaksaan mengatakan serangan itu telah merusak daerah padat penduduk dan distrik perbelanjaan, menewaskan 21 warga sipil dan melukai sedikitnya 70 orang.
Baca juga : Amerika akan Danai Penelitian Israel di Tepi Barat dan Golan
Armenia segera membantah melakukan serangan itu - yang kedua dalam dua hari - yang dikatakan Azerbaijan membunuh warga sipil di distrik Barda yang dekat dengan garis depan. Yerevan sebaliknya menuduh pasukan Azerbaijan melakukan serangan baru yang mematikan di daerah sipil Karabakh.
"Tidak berdasar dan salah," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Armenia Shushan Stepanyan yang menolak tuduhan menyerang warga sipil.
Sebelumnya, Azerbaijan pada Selasa menuduh Armenia melakukan serangan rudal lain di distrik Barda yang menewaskan empat warga sipil termasuk seorang gadis berusia dua tahun. Korban adalah yang terburuk bagi warga sipil Azerbaijan sejak 13 orang tewas dalam penembakan di kota kedua Ganja di negara itu pada 17 Oktober.
Serangan terbaru dalam da hari terakhir datang meskipun gencatan senjata yang ditengahi AS disepakati pada akhir pekan. Upaya gencatan senjata ketiga berturut-turut runtuh hanya beberapa menit setelah diberlakukan.(AFP/OL-2)
Peimpin Korea Utara, Kim Jong Un, serukan percepatan perluasan kemampuan senjata nuklir di negaranya.
Kepala Negara mengingatkan bahwa meskipun Indonesia tidak menyukai perang, realitas menunjukkan konflik bersenjata terjadi di berbagai belahan dunia.
Keputusan itu diambil meski ada penolakan luas dari publik dan kekhawatiran langkan tersebut akan membahayakan para sandera.
MENTERI Dalam Negeri Suriah Anas Khattab mengatakan bahwa pasukan keamanan telah memberlakukan gencatan senjata di dalam Kota Suwayda.
JUMLAH korban tewas akibat konflik bersenjata yang melanda Provinsi Suwayda, wilayah yang mayoritas penduduknya berasal dari suku Druze di Suriah, kini telah mencapai sedikitnya 1.120 jiwa.
PASUKAN keamanan dalam negeri Suriah berhasil menegakkan gencatan senjata di Kota Suwayda, membuka jalan menuju pertukaran tahanan dan pemulihan ketertiban secara bertahap.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved