Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
Prancis mengecam pemberlakuan sanksi oleh Amerika Serikat (AS) terhadap kepala jaksa Pengadilan Pidana Internasional (International Criminal Court/ICC) pada Kamis (3/9), dengan mengatakan Washington telah melancarkan serangan serius pada badan global itu.
ICC, pengadilan multilateral khusus yang dibentuk untuk mengadili kasus genosida, kejahatan perang, dan kejahatan terhadap kemanusiaan, telah menjadi isu terbaru yang memecah Eropa dan AS di bawah pimpinan Presiden Donald Trump.
Sejak ICC dikukuhkan, AS tidak pernah mengakui otoritas pengadilan tersebut. Alhasil pemerintahan Trump mengambil langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan memberikan sanksi kepada jaksa penuntutnya, Fatou Bensouda, pada Rabu bersama dengan pejabat senior ICC lainnya.
"Tindakan yang diumumkan pada 2 September merupakan serangan serius pada pengadilan dan negara yang menandatangani Perjanjian Roma. Lalu, di luar ini, ada tantangan terhadap multilateralisme dan independensi peradilan," kata Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian, pada Kamis.
Baca juga: Patung Melania Trump yang Hangus Ada di Pameran Seni Slovenia
Bereaksi terhadap sanksi AS pada Kamis, Uni Eropa mengatakan akan membela pengadilan terhadap upaya untuk melemahkannya.
"Pengadilan Pidana Internasional sedang menghadapi tantangan eksternal yang terus-menerus dan Uni Eropa berdiri teguh terhadap semua upaya untuk merusak sistem peradilan pidana internasional dengan menghalangi pekerjaan lembaga intinya," kata Peter Stano, juru bicara kepala diplomatik Uni Eropa Josep Borrell.
Human Rights Watch mengatakan bahwa tindakan administrasi Trump menunjukkan 'pengabaian yang mengerikan terhadap korban kejahatan terburuk di dunia'. (AFP/France24/OL-14)
Pengantin perempuan tewas ditembak usai meninggalkan pesta pernikahan di desa Goult, Prancis.
Macron menegaskan bahwa Prancis tidak akan ambil bagian dalam operasi yang bersifat ofensif atau menyerang.
Kue khas Prancis, Choux au Craquelin, memikat pengunjung Brightspot dengan lapisan atas yang renyah berpola retak dan isian choux yang lembut di dalam.
Secara statistik sebenarnya Jerman dapat tampil dominan pada pertandingan ini dengan 56% penguasaan bola dan melepaskan 20 tendangan, namun Prancis dapat tampil lebih efektif.
MENTERI Luar Negeri Tiongkok Wang Yi menyampaikan harapannya agar Prancis menentang campur tangan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di kawasan Asia-Pasifik.
Dengan kemenangan tersebut, Spanyol akan menantang Portugal, juara Nations League 2019 dalam perebutan trofi tahun ini.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved