Headline
Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.
Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.
ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan 172 negara terlibat dalam Fasilitas Vaksin Global COVAX. Itu digambarkan sebagai portofolio vaksin covid-19 paling luas dan beragam di dunia.
COVAX adalah pilar vaksin dari Access to Covid-19 Tools atau ACT Accelerator. Sebuah kolaborasi global yang diluncurkan WHO. Tujuannya mempercepat pengembangan, produksi dan akses yang merata. Mulai dari tes, perawatan, hingga vaksin covid-19.
“Saat ini, ada sembilan vaksin yang merupakan bagian dari portofolio dinamis ini. Kami terus-menerus meninjau untuk untuk memastikan akses ke rangkaian produk terbaik,” jelas Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, dalam konferensi pers virtual.
Baca juga: WHO Tegaskan Monopoli Vaksin Tak Membantu Pemulihan Global
Tedros menyebut ada empat produsen dan sembilan vaksin dalam evaluasi jangka panjang. Fasilitas COVAX sangat penting untuk pengadaan bersama dan pengumpulan risiko dari berbagai vaksin. Sehingga, semua negara pendaftar akan memiliki akses ke vaksin yang aman dan efektif.
“Ini untuk kepentingan semua negara. Bahkan mereka yang telah berinvestasi dengan produsen individu secara mandiri,” ujar Tedros.
Lebih lanjut, dia mengingatkan bahwa persaingan global untuk dosis vaksin dapat memicu lonjakan harga secara eksponensial. Bahkan, melampaui upaya kolaboratif seperti Fasilitas COVAX.
Baca juga: Tes Covid-19 di India Kurang Akurat, Ahli Kesehatan Khawatir
“Nasionalisme vaksin hanya akan membantu virus berkembang,” pungkasnya. Akan tetapi, Tedros enggan menjelaskan negara yang berada di dalam atau di luar Akselerator ACT.
Berdasarkan situs WHO per 18 Agustus, negara yang telah berkomitmen pada Akselerator ACT adalah Austria, Belgia, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Meksiko, Maroko, Selandia Baru, Norwegia, Arab Saudi, Afrika Selatan, Spanyol, Inggris dan Komisi Eropa. Sejauh ini,Tiongkok, Rusia dan Amerika Serikat belum masuk dalam daftar.(AA/OL-11)
Sejalan dengan penjelasan Kementerian Kesehatan yang menyebutkan vaksinasi booster covid-19 tetap direkomendasikan.
Pemakaian masker, khususnya di tengah kerumunan mungkin dapat dijadikan kebiasaan yang diajarkan kepada anak-anak.
Perusahaan ini fokus menggunakan teknologi vaksin berdasarkan mRNA pada Desember 2020, vaksin COVID-19 produksi mendapatkan izin penggunaan darurat di amerika serikat.
MEDIAINDONESIA.COM 20 Mei 2025 menurunkan berita berjudul ‘Covid-19 Merebak di Singapura dan Hong Kong, Masyarakat Diminta Waspada’.
Seiring dengan merebaknya kasus mpox, muncul banyak spekulasi yang menghubungkannya dengan vaksin covid-19.
Vaksin penguat atau booster Covid-19 masih diperlukan karena virus dapat bertahan selama 50-100 tahun dalam tubuh hewan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved