Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Gelombang kedua infeksi virus covid-19 tengah melanda Tepi Barat yang diduduki Israel. Hal itu memicu kekhawatiran akan lonjakan kamp-kamp pengungsi Palestina yang penuh sesak, sehingga tidak memungkinkan diterapkannya physical distancing.
Dikutip AFP, krisis kesehatan yang berkembang menyebabkan kekhawatiran di kamp-kamp pengungsian. PBB memperkirakan sekitar 5 juta orang Palestina berstatus pengungsi.
Mereka adalah penduduk yang selamat setelah diusir atau melarikan diri dari tanah mereka pada tahun 1948 ketika Israel didirikan. Lebih dari 1,5 juta orang tinggal di kamp-kamp di Libanon, Suriah, Yordania, Jalur Gaza Tepi Barat, dan Yerusalem Timur yang dicaplok Israel.
Mereka dibantu oleh Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB (UNRWA), yang memberi mereka bantuan medis dan mengelola sekolah. Di kamp Al-Amari, dekat Ramallah di Tepi Barat, diperkirakan 8.000 orang tinggal di lokasi kurang dari satu kilometer persegi (0,39 mil persegi).
UNRWA menggambarkan kamp itu sangat mengkhawatirkan karena masalah kepadatan. "Tidak ada ruang untuk memaksakan jarak atau ruang untuk melakukan karantina," kata Taha Al-Bess, seorang pejabat di komite warga kamp.
Baca juga: Sinopharm akan Uji Coba Potensi Vaksin Covid-19 di Brasil
Hal itu diperburuk dengan adanya pelanggaran perbatasan dan pergerakan publik. Mengingat para pekerja Palestina harus pergi dan pulang dari tempat pekerjaan di negara tetangga Israel.
Ada pun, negara Yahudi itu di-lockdown pada pertengahan Maret, tetapi setelah mengurangi pembatasan, negara itu mulai melaporkan 1.000 hingga 2.000 kasus harian baru covid-19. Akibatnya otoritas memberlakukan kembali beberapa pembatasan.
Sementara Kementerian Kesehatan Palestina pada Selasa mencatat lebih dari 10.860 total kasus infeksi covid-19. Negara itu juga melaporkan lebih dari 75 kematian akibat covid-19. Sejak awal Juli telah terjadi 2.700 infeksi covid-19 dan 7 kematian dilaporkan. (AFP/OL-14)
Aksi ini merupakan bagian dari program Global March yang didukung oleh negara-negara Maghrib seperti Tunisia, Algeria, Libya, dan Maroko.
PELAPOR khusus PBB meminta negara-negara memutus semua hubungan perdagangan dan keuangan dengan Israel. Pasalnya, hubungan itu disebutnya sebagai ekonomi genosida.
Mantan kontraktor keamanan GHF mengaku kepada BBC, ia menyaksikan rekan-rekannya menembaki warga Palestina.
Pelapor Khusus PBB untuk wilayah Palestina yang diduduki, Francesca Albanese, menyebut serangan Israel di Jalur Gaza sebagai salah satu bentuk genosida paling brutal dalam sejarah modern
TURKI menolak keras seruan politisi Israel dan kabinet Negeri Zionis itu untuk menganeksasi Tepi Barat Palestina.
PELAPOR Khusus PBB untuk wilayah pendudukan Palestina, Francesca Albanese, menghadapi pembatalan mendadak saat dijadwalkan menyampaikan pidato publik di Bern, Swiss.
Hamas menyatakan memberikan respon positif terhadap proposal gencatan senjata selama 60 hari dengan Israel di Gaza.
Dr Marwan Al-Sultan, dokter spesialis jantung ternama sekaligus Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza, tewas dalam agresi Israel.
Dr Marwan Al-Sultan, seorang ahli jantung ternama sekaligus Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza, tewas bersama istri dan anak-anaknya.
PEMERINTAH Indonesia dan berbagai organisasi relawan internasional mengecam keras serangan udara Israel yang menewaskan Dr Marwan Al-Sultan, Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza.
Eskalasi antara Iran dan Israel bukan hanya soal dua negara, tetapi juga cermin dari pembentukan ulang koalisi strategis di Timur Tengah dan perubahan tatanan global.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved