Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

ECOWAS Minta 31 Anggota Parlemen Mali Mundur

Faustinus Nua
28/7/2020 07:53
ECOWAS Minta 31 Anggota Parlemen Mali Mundur
Warga Mali menghadiri aksi demonstrasi menuntut pembebasan tokoh oposisi Soumaila Cisse di Bamako.(AFP/MICHELE CATTANI )

PARA pemimpin Afrika Barat yang tergabung dalam blok ECOWAS menyerukan agar 31 anggota parlemen Mali mundur dari jabatan mereka. Pasalnya, mereka dinilai menjadi pemicu krisis politik di negara itu sekaligus mempersulit upaya pembentukan pemerintahan yang baru.

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan setelah pertemuan virtual, Senin (27/7), 15 kepala negara mengeluarkan 4 poin penting untuk menyelesaikan konflik Mali. Salah satunya adalah seruan pengunduran diri para anggota parlemen tersebut.

Blok itu juga menyerukan untuk segera dibentuk dengan cepat pemerintahan baru. Mereka pun mendesak pihak oposisi untuk bergabung dengan pemerintahan baru.

Baca juga: Warga Darfur Jadi Target Serangan

Terkait tuntutan demonstran yang meminta Presiden Mali Ibrahim Boubacar Keita berhenti, blok itu justru mempertahankannya. Menurut ECOWAS, konstitusi demokrasi Mali harus dihormati.

"(Blok) mempertimbangkan sanksi terhadap semua orang yang bertindak bertentangan dengan proses normalisasi krisis," tulis pernyataan bersama itu.

Selain itu, juga termasuk tuntutan mengadakan pemilihan baru untuk 31 kursi parlemen. Menurut blok, putusan pengadilan yang mendukung partai Keita dinilai sudah tepat.

Sebelumnya, perselisihan hasil pemilihan lokal dan kerugian tentara untuk jihadis serta pemerintah yang korup menyebabkan puluhan ribu orang turun ke jalan, selama beberapa pekan terakhir. Hal itu memicu bentrokan dengan polisi yang kemudian dikonfirmasi PBB setidaknya 14 pengunjuk rasa tewas dalam bulan ini.

Meski demikian, pihak oposisi, yang disebut M5-RFP mengatakan tidak akan berhenti sebelum Keita mundur.

Tetapi, pemimpin ECOWAS justru tidak setuju dengan seruan oposisi itu. Sebaliknya, mereka menuntut pembentukan pemerintahan baru dan menyerukan oposisi untuk menjadi bagian dari pemerintahan tersebut. (France24/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya