Headline
Rakyat menengah bawah bakal kian terpinggirkan.
BANK Dunia memprediksi angka kemiskinan global akan meningkat 70-120 juta orang akibat pandemi covid-19.
Hal itu diungkapkan Direktur Pelaksana Bank Dunia, Mari Elka Pangestu, dalam peluncuran Indonesia Economic Prospect 2020 secara virtual, Kamis (16/7).
"Pandemi ini mengakibatkan penurunan pendapatan per kapita di seluruh dunia. Bahkan, Bank Dunia memperkirakan 70 juta hingga 120 juta orang akan masuk ke dalam kemiskinan," ujar Mari.
Baca juga: WHO: Situasi Covid-19 Secara Global Semakin Memburuk
Kenaikan jumlah kemiskinan global juga menyasar Indonesia. Meningkatnya angka kemiskinan akan memengaruhi koefisien gini rasio. Artinya, ketimpangan kembali melanda Indonesia.
Untuk mengatasi persoalan tersebut, lanjut Mari, pemerintah harus memikirkan kebijakan yang tepat sebagai antisipasi. Serta, mencegah lonjakan angka kemiskinan dan tingkat kesenjangan.
"Yang harus difokuskan adalah mencegah jumlah kemiskinan meningkat. Dibutuhkan kebijakan atau respons yang dapat memastikan kesenjangan tidak akan semakin parah karena pandemi," pungkasnya.
Baca juga: Menkeu: Pandemi Bisa Sebabkan Angka Kemiskinan Melonjak
Kepala ekonom Bank Dunia untuk Indonesia, Frederico Gil Sander, menyatakan tanpa dukungan pemerintah berupa bantuan sosial, tingkat kemiskinan di Indonesia bisa bertambah 5,5-8 juta orang.
"Kemiskinan sebenarnya akan meningkat sangat signifikan. Terutama jika tidak ada bantuan sosial tambahan. Jadi, tanpa dukungan pemerintah, jutaan orang akan benar-benar jatuh dalam kemiskinan," kata Frederico.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 26,42 juta orang pada Maret 2020.(OL-11)
Langkah ini tidak hanya mendekatkan pengolahan sampah ke sumbernya, namun juga berkontribusi dalam mengurangi beban TPA dan mendukung ekonomi sirkular.
Pemerintah memastikan tidak akan mengadopsi data kemiskinan yang dirilis Bank Dunia.
AWAL April 2025, Bank Dunia melalui Macro Poverty Outlook menyebutkan pada tahun 2024 lebih dari 60,3% penduduk Indonesia atau setara dengan 171,8 juta jiwa hidup di bawah garis kemiskinan.
Di balik status Indonesia sebagai negara berpendapatan menengah ke atas, Bank Dunia mengungkapkan fakta mencengangkan: 60,3% dari total populasi Indonesia hidup dalam garis kemiskinan
Indonesia diproyeksikan hanya memiliki pertumbuan ekonomi rata-rata 4,8% hingga 2027. Adapun, rinciannya adalah 4,7% pada 2025, 4,8% pada 2026, dan 5% pada 2027.
Reformasi struktural untuk mempercepat pertumbuhan produktivitas, di samping kehati-hatian fiskal dan moneter, merupakan kunci untuk memajukan agenda pertumbuhan pemerintah.
Campak lebih menular empat hingga lima kali lipat dibanding covid-19. Karenanya, cakupan imunisasi harus amat tinggi supada ada herd imunity.
Penelitian terbaru mengungkap infeksi flu biasa atau rhinovirus mampu memberi perlindungan jangka pendek terhadap covid-19.
PASCAPANDEMI, penggunaan masker saat ini mungkin sudah tidak menjadi kewajiban. Namun demikian, penggunaan masker nyatanya menjadi salah satu benda penting untuk melindungi diri.
Pengurus IDI, Iqbal Mochtar menilai bahwa kekhawatiran masyarakat terhadap vaksin berbasis Messenger Ribonucleic Acid (mRNA) untuk covid-19 merupakan hal yang wajar.
Teknologi vaksin mRNA, yang pernah menyelamatkan dunia dari pandemi covid-19, kini menghadapi ancaman.
Menteri Kesahatan AS Robert F. Kennedy Jr. membuat gebrakan besar dengan mencabut kontrak dan membatalkan pendanaan proyek vaksin berbasis teknologi mRNA, termasuk untuk covid-19.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved