Headline

Rakyat menengah bawah bakal kian terpinggirkan.

WHO Hentikan Uji Coba Obat Hidroksiklorokuin

MI
19/6/2020 02:05
WHO Hentikan Uji Coba Obat Hidroksiklorokuin
Obat malaria hidroksiklorokuin(Dok. Istimewa)

ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) telah menghentikan uji coba penggunaan obat malaria hidroksiklorokuin untuk pengobatan untuk pasien covid-19. Alasan mereka data baru dan penelitian menunjukkan tidak ada manfaat dari obat tersebut.

Pakar WHO, Ana Maria Henao-Restrepo, mengatakan para peneliti yang memimpin Solidarity Trial (uji coba klinis multinasional pimpinan WHO) telah meninjau bukti terbaru dan memutuskan untuk berhenti merekrut pasien baru.

“Setelah musyawarah, mereka menyimpulkan hidroksiklorokuin akan dihentikan dari Solidarity Trial,” kata Henao-Restrepo pada taklimat media, kemarin.

Selain itu, data dari studi tersebut menunjukkan hidroksiklorokuin tidak mengurangi angka kematian pasien covid-19 yang dirawat di rumah sakit. Para peneliti dari Solidarity Trial tidak akan menambah lagi pasien dalam uji coba penggunaan obat tersebut.

Pasien yang telah menggunakan hidroksiklorokuin, tetapi belum selesai dalam percobaan tersebut, dapat menyelesaikannya atau berhenti atas kebijakan dokter pengawas. 

Sebelumnya, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) juga telah mencabut izin penggunaan darurat  untuk  hidroksiklorokuin dalam mengobati pasien covid-19. Badan tersebut mengatakan hidroksiklorokuin dan obat yang terkait dengan klorokuin tidak efektif dalam mengobati penyakit tersebut.


Kasus di Peru

Jumlah kasus virus korona baru di Peru kini telah melampaui Italia. Data pemerintah Peru kemarin menunjukkan total kasus covid-19 mencapai 240 ribu.

Peru bergerak cepat untuk menutup wilayah dan membatasi pergerakan warga mereka saat pandemi itu terjadi pada awal Maret. Namun, kasus tetap meledak pada Mei, mencapai puncak lebih dari 8.000 per hari di akhir bulan. Sementara itu, jumlah korban meninggal sudah lebih dari 7.000 orang. Kini penutupan wilayah secara nasional di Peru diperpanjang sampai 30 Juni.

Peru memiliki jumlah kasus covid-19 terkonfirmasi tertinggi kedua di Amerika Latin setelah Brasil. Negara tersebut kini juga memiliki kasus infeksi tertinggi ketujuh di dunia. (AFP/Nur/X-11)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya