Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

​​​​​​​Covid-19: Pasien Terapi Stem Cell Membaik Lebih Cepat

Haufan Hasyim Salengke
11/6/2020 14:58
​​​​​​​Covid-19: Pasien Terapi Stem Cell Membaik Lebih Cepat
Pasien di UEA yang menerima terapi stem cell atau sel induk membaik dari infeksi covid-19 lebih cepat daripada pengobatan tradisional.(AFP/LUIS ACOSTA )

PASIEN di Uni Emirat Arab (UEA) yang menerima terapi stem cell atau sel induk membaik dari infeksi covid-19 lebih cepat daripada mereka yang hanya menerima pengobatan konvensional, menurut pejabat kesehatan. Ditambahkan, perbaikan klinis terlihat dalam empat hari setelah pemberian terapi.

“Perawatan ini telah mendapatkan perlindungan hak kekayaan intelektual, yang membuka jalan untuk membagikannya pada skala yang lebih luas untuk memberi manfaat lebih banyak kepada pasien,” ujar Dr. Fatima al-Kaabi, kepala hematologi dan onkologi di Sheikh Khalifa Medical City, Rabu (10/6).

“Hasil awal menjanjikan setelah diberikan di UAE untuk 73 pasien covid-19 yang sedang atau sakit parah sebelum perawatan. Mereka merespons dengan sangat baik yang artinya ini adalah terapi yang efektif,” imbuhnya.

UEA pertama kali mengumumkan pengobatan stem cell yang baru dikembangkan bulan lalu, mengatakan terapi ini tidak menyembuhkan pasien virus korona, tetapi membantu pasien mengatasi gejala penyakit.

Pasien yang sakit parah yang menerima terapi stem cell hanya membutuhkan enam hari untuk pulih, yang kurang dari waktu yang dibutuhkan oleh pasien normal untuk pulih yang menghabiskan rata-rata 22 hari di rumah sakit.

"Semua pasien yang dirawat dengan sel induk, pulih dalam waktu kurang dari tujuh hari, tiga kali lebih cepat daripada yang dirawat dengan metode konvensional," tambah Al-Kaabi.

Baca juga: Jumlah Kasus Covid-19 di AS Lampaui 2 juta

Menurut Dr. Al Kaabi, 67% pasien yang menerima terapi sel induk benar-benar sembuh.

Tim peneliti di belakang Stem Cells Projected UEA juga meneliti efek samping dan memantau tingkat kematian dalam 28 hari, sambil mengevaluasi reaksi sistem kekebalan pasien, keparahan penyakit, dan mengawasi pembekuan darah.

Al-Kaabi mengatakan tim peneliti saat ini sedang mengerjakan beberapa percobaan dalam persiapan untuk tahap ketiga yang termasuk menentukan dosis ideal dan seberapa efektif pengobatan untuk penyakit pernapasan lainnya seperti asma.

Tim peneliti menyimpulkan dengan mengatakan mereka telah mendapatkan perlindungan hak kekayaan intelektual untuk perawatan tersebut, yang akan membuka jalan untuk membagikannya pada skala yang lebih luas untuk memberi manfaat lebih banyak kepada pasien. (Al Arabiya/A-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya