Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
KEDUTAAN Besar Republik Indonesia (KBRI) Washington DC bersama dengan seluruh Konsulat Jenderal RI (KJRI) di Amerika Serikat terus memonitor secara dekat dan memastikan keselamatan WNI yang tersebar di berbagai wilayah ‘Negeri Paman Sam’ menyusul merebaknya gelombang demonstrasi.
“Seluruh WNI di AS yang berjumlah 142.441 orang saat ini berada dalam kondisi aman dan baik-baik. Tidak ada laporan terkait WNI yang terdampak akibat demo,” ujar Kuasa Usaha Ad-Interim/Wakil Duta Besar RI untuk AS, Iwan Freddy Hari Susanto, dalam keterangan resmi KBRI Washington, Senin (1/6).
“Keselamatan dan keamanan WNI di AS menjadi prioritas utama dan perhatian khusus KBRI Washington DC dan KJRI-KJRI se-AS,” tambah Iwan Freddy.
Menurutnya, sebagai salah bentuk perlindungan kepada WNI, semua perwakilan RI di AS telah mengeluarkan imbauan kepada WNI agar tetap tenang, hati-hati, dan tidak keluar rumah kecuali untuk kepentingan atau kebutuhan yang mendesak.
“WNI juga kita wanti-wanti agar menjauhi tempat-tempat terjadinya aksi unjuk rasa karena akan membahayakan keselamatan dan keamanan mereka. Patuhi setiap instruksi, kebijakan, dan peraturan yang dikeluarkan otoritas setempat,” kata Wakil Dubes RI. Iwan Freddy menambahkan, seluruh perwakilan RI di AS terus menjalin kontak dengan simpul-simpul masyarakat Indonesia, termasuk mahasiswa, di berbagai wilayah di AS untuk membantu memantau dari dekat dan memastikan keselamatan WNI dalam situasi saat ini.
KBRI Washington DC dan KJRI-KJRI se-AS juga membuka layanan nomor hotline bagi masyarakat Indonesia di AS jika membutuhkan bantuan atau pertolongan. Aksi unjuk rasa yang terjadi di berbagai negara bagian di AS, mulai wilayah Pantai Timur hingga Pantai Barat, kemarin telah memasuki hari ketujuh. Sebagian wilayah telah menerapkan peraturan jam malam dan status darurat.
Kirim pasukan
Presiden AS Donald Trump, kemarin, menyatakan bakal mengerahkan ribuan militer dan polisi bersenjata berat untuk mencegah aksi protes lebih lanjut di Washington yang dipicu atas kematian warga kulit hitam, George Floyd, di tangan polisi AS. Trump juga meminta para gubernur negara bagian untuk mengerahkan Garda Nasional dalam jumlah yang cukup.
“Apa yang terjadi di berbagai kota benarbenar memalukan,” katanya dalam pidato nasional ketika gas air mata meledak dan massa melakukan aksi protes.
“Saya mengirim ribuan tentara, militer, dan petugas penegak hukum yang bersenjata lengkap untuk menghentikan kerusuhan, penjarahan, perusakan, penyerangan, dan perusakan properti secara sewenangwenang,” ucapnnya.
Selama pidatonya berlangsung, aparat keamanan menembakkan gas air mata untuk membubarkan pedemo di luar Gedung Putih. Setelah kondisi aman, Trump lalu berjalan kaki dan menengok Gereja St John di seberang Gedung Putih.
Meski muncul pidato keras dari Trump, warga AS kemarin tetap ke jalan. Umumnya unjuk rasa berjalan damai meski sejumlah
penjarahan dilaporkan terjadi di New York dan Los Angeles. (AFP/Nur/X-11)
Gedung Putih menegaskan akan menyelidiki siapa dalang dibalik pemberontakan di wilayah Los Angeles, California, Amerika Serikat.
Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan (Impas) Agus Andrianto diminta tanggung jawab karena gagal mengelola lembaga pemasyarakatan (lapas).
Sebanyak 56 narapidana dari Lapas Narkotika Muara Beliti yang berbuat kerusuhan dipindahkan ke Lapas dengan pengamanan super maksimum di Pulau Nusakambangan.
KERUSUHAN terjadi di Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Narkotika Muara Beliti, Kabupaten Musi Rawas, Sumatra Selatan. Kini dilaporkan kondisinya sudah kondusif
1 Mei diperingati Hari Buruh Sedunia atau May Day. Hari tersebut adalah sebuah peringatan atas solidaritas pekerja yang merujuk pada peristiwa kerusuhan Haymarket
MK memutuskan tindakan penyebaran informasi atau dokumen elektronik yang memuat pemberitahuan bohong atau hoaks dapat dipidana jika menimbulkan kerusuhan di ruang fisik. UU ITE
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved