Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Minggu (17/5), membalas kritikan pendahulunya, Barack Obama, yang mengkritik cara dan upaya pemerintahan dalam menangani pandemi virus korona (covid-19).
"Dengar, dia adalah presiden yang tidak kompeten," kata Trump tentang Obama, setelah kembali ke Gedung Putih. "Hanya itu yang bisa saya katakan. (Obama) Sangat tidak kompeten."
Dalam sebuah cuitan kemudian, Trump menyebut pemerintahan Obama merupakan salah satu yang paling korup dan tidak kompeten dalam sejarah AS. Ia mengklaim Obama dan wakilnya, Joe Biden, adalah alasan mengapa ia berada di Gedung Putih.
Baca juga: Portugal Perpanjang Status Bencana Covid-19 Hingga 31 Mei
Komentar pedas Trump muncul sehari setelah Obama, seorang Demokrat, mengeluarkan kritik terselubung tentang penanganan administrasi Trump terhadap pandemi virus korona.
"Lebih dari segalanya, pandemi ini telah sepenuhnya, meruntuhkan bahwa pandangan orang yang bertanggung jawab tahu apa yang mereka lakukan," kata Obama dalam pidato virtual, Sabtu (16/5). "Banyak dari mereka bahkan tidak berpura-pura bertanggung jawab."
Dalam panggilan pribadi dengan para pendukung awal bulan ini, rincian yang bocor ke outlet media, Obama menyebut respons covid-19 pemerintahan Trump kacau balau atau sebagai sebuah bencana kekacauan mutlak.
"Itu adalah bagian dari alasan mengapa respons terhadap krisis global ini begitu lemah dan tidak teratur," kata Obama.
Lebih dari 1,48 juta orang di AS telah terinfeksi covid-19, dengan setidaknya 89.550 kematian, menurut penghitungan dari Universitas Johns Hopkins, Minggu (17/5). Kedua angka itu jauh lebih tinggi daripada yang ada di negara atau wilayah lain.
Pemerintahan Trump secara agresif membela penanganannya terhadap krisis kesehatan masyarakat, sementara kritikus menunjukkan para pemimpin dan pejabatnya mengabaikan peringatan dini, lambat bertindak dan tidak menanggapi secara memadai, dan mencoba mempolitisasi situasi untuk cuci tangan.
Cekcok di tingkat elite AS memanas karena Trump, calon presiden Republik, akan ditantang oleh Biden, calon Demokrat yang dulunya wakil presiden, dalam pemilihan tahun ini. Obama telah memberikan dukungan untuk Biden menuju Gedung Putih. (Xinhua/OL-1)
IRAN menganggap senjata nuklir tidak manusiawi dan dilarang secara agama. Memiliki senjata nuklir dapat menempatkan Teheran dalam posisi yang lebih rapuh.
Presiden AS Donald Trump umumkan kesepakatan dagang dengan Vietnam.
RUU “One Big Beautiful Bill” yang jadi andalan agenda domestik Donald Trump terancam gagal disahkan di DPR AS setelah ditentang sebagian anggota Partai Republik.
PERANG 12 hari (13-25 Juni) antara Iran versus Israel-AS telah berakhir dengan 'gencatan senjata'.
EKONOM senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad meminta Indonesia mewaspadai dampak lanjutan (second round effect) dari kebijakan tarif resiprokal AS.
Pemerintahan Trump membuka kemungkinan mencabut kewarganegaran calon Wali Kota New York Zohran Mamdani, karena mendukuk Palestina.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved