POLISI di Warsawa, Polandia, Sabtu (16/5), menggunakan gas air mata dalam menghadapi pengunjuk rasa yang menuntut pemerintah bertindak lebih cepat untuk memungkinkan bisnis dibuka kembali setelah penutupan terkait virus korona (covid-19).
Ratusan pemrotes berkumpul di Kota Tua Warsawa pada sore hari, membawa poster bertuliskan 'Kerja dan roti' dan 'Bisnis normal kembali'.
Polandia terus melonggarkan pembatasan dalam beberapa pekan terakhir dalam upaya untuk melindungi ekonomi. Salon dan restoran diperkirakan akan dibuka kembali dengan langkah-langkah keamanan baru pada Senin (18/5).
Baca juga: Warga Jerman Gelar Demonstrasi Covid-19
Namun para pemrotes, yang telah berkumpul di Warsawa berulang kali dalam beberapa pekan terakhir, mengatakan pembatasan perlu dicabut lebih lanjut agar mereka dapat meneruskan mata pencaharian mereka.
Polisi memblokade pawai yang direncanakan, mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dipublikasikan di Twitter pertemuan publik masih dilarang di bawah aturan pembatasan pemerintah.
"Sangat disayangkan terjadi agresi terhadap polisi. Karena serangan terhadap pegawai negeri sipil, kami menggunakan metode konfrontasi langsung seperti kekuatan fisik dan gas (air mata)," kata polisi Warsawa dalam sebuah cuitan.
Jacek Bury, seorang senator dan anggota kelompok oposisi utama Polandia, Civic Coalition, mengatakan ia ditahan polisi selama protes dan mereka menggunakan kekuatan terhadap dirinya.
Sebagai seorang senator, Bury memiliki kekebalan dari penuntutan karena ikut serta dalam protes dan melanggar pembatasan covid-19.
Polisi mengatakan di Twitter, mereka tidak menahan siapa pun yang memiliki kekebalan negara. Mereka menyebut Bury sendiri yang memasuki kendaraan polisi dan menolak keluar.
Pemerintah telah mengatakan beberapa pembatasan harus tetap diberlakukan untuk sementara waktu, untuk memastikan keamanan publik dan mencegah penyebaran virus.
Polandia telah mengonfirmasi 18.257 kasus covid-19 dengan 915 kematian. (Ahramonline/OL-1)