Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
SINGAPURA memprediksi pandemi covid-19 akan berlangsung dalam waktu yang cukup lama. Negara Kota itu pun mulai mempersiapkan masyarakat beraktivitas di situasi kenormalan baru menghadapi pandemi covid-19.
“Dengan belum adanya vaksin dan pengobatan antivirus khusus, maka penting bagi kami untuk memastikan rancangan tindakan kami tetap berkelanjutan untuk jangka panjang,” ujar Kedutaan Besar Singapura di Jakarta dalam sebuah keterangan resmi, Senin (4/5.
Sementara itu, Singapura akan bekerja sama dengan mitra internasional untuk menjaga jalur perdagangan, jalur pasokan, dan komunikasi tetap terbuka. Khususnya terhadap barang-barang penting, seperti persediaan medis dan makanan.
Pada 1 Mei lalu, Menteri Perdagangan Singapura, Australia, Kanada, Korea Selatan, dan Selandia Baru mengesahkan Joint Ministerial Statement on Action Plans to Facilitate the Flow of Goods and Services as well as the Essential Movement of People.
Baca juga : Singapura Lakukan 8.000 Tes PCR Setiap Hari Lacak kasus Covid-19
Berdasarkan Joint Ministerial Statement ini, para menteri menyetujui sejumlah hal. Pertama, mempercepat prosedur bea cukai dan tidak mengeluarkan pembatasan ekspor pada barang-barang penting seperti makanan dan pasokan medis.
Selanjutnya, memfasilitasi pembukaan kembali perjalanan lintas batas esensial, dengan tetap mempertimbangkan kesehatan masyarakat sejalan dengan upaya untuk memerangi pandemi covid-19.
Ketiga, meminimalkan dampak covid-19 pada perdagangan dan investasi dan memfasilitasi pemulihan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan dari pandemi penyakit virus korona jenis baru.
"Negara-negara harus berkolaborasi untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh pandemi covid-19, dan kita juga harus bekerja bersama untuk memosisikan diri dengan baik untuk pemulihan setelah situasi stabil kembali,” tandas pernyataan Kedubes Singpura. (OL-7)
PASCAPANDEMI, penggunaan masker saat ini mungkin sudah tidak menjadi kewajiban. Namun demikian, penggunaan masker nyatanya menjadi salah satu benda penting untuk melindungi diri.
Pengurus IDI, Iqbal Mochtar menilai bahwa kekhawatiran masyarakat terhadap vaksin berbasis Messenger Ribonucleic Acid (mRNA) untuk covid-19 merupakan hal yang wajar.
Teknologi vaksin mRNA, yang pernah menyelamatkan dunia dari pandemi covid-19, kini menghadapi ancaman.
Menteri Kesahatan AS Robert F. Kennedy Jr. membuat gebrakan besar dengan mencabut kontrak dan membatalkan pendanaan proyek vaksin berbasis teknologi mRNA, termasuk untuk covid-19.
PEMERINTAH Amerika Serikat membekukan dana sebesar 500 juta dolar AS yang dialokasikan untuk proyek vaksin mRNA produksi produsen bioteknologi CureVac dan mitranya, Ginkgo Bioworks.
Stratus (XFG), varian COVID-19 baru yang kini dominan di Indonesia, masuk daftar VOM WHO. Simak 5 hal penting menurut Prof. Tjandra Yoga Aditama.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved