Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
PRESIDEN Uganda Presiden Yoweri Museveni, Selasa (14/4), memperpanjang penguncian wilayah (lockdown) awal 14 hari di Uganda dengan tambahan tiga minggu, hingga 5 Mei, sebagai bagian dari upaya mengekang penyebaran virus korona baru.
Uganda dan Rwanda telah memberlakukan lockdown total dalam perjuangan mereka melawan covid-19, sebagai tanggapan paling ketat terhadap infeksi di Afrika Timur.
Negara-negara lain di kawasan itu lebih suka melarang atau memberlakukan pembatasan dan penutupan hanya pada sektor-sektor dengan potensi terbesar untuk menyebarkan virus seperti angktan udara dan perjalanan lainnya, sekolah, dan pertemuan publik.
Baca juga: Malawi Berlakukan Lockdown Selama 21 Hari
"Mengingat tantangan yang masih ada, pemerintah memutuskan mempertahankan keputusan tinggal di rumah selama 21 hari lagi," kata Museveni dalam pidatonya pada Selasa (14/4), beberapa jam sebelum lockdown 14 hari pertama dijadwalkan berakhir.
Waktu ekstra, katanya, pasti akan membantu dalam mengalahkan virus, atau jika tidak dikalahkan sepenuhnya, mempersiapkan diri dengan lebih baik bagaimana cara mengatasinya.
Uganda sejauh ini mencatat total 54 kasus virus korona tetapi tidak ada kematian. Delapan pasien telah pulih.
Pihak berwenang ingin mencegah wabah besar di tengah kekhawatiran lonjakan jumlah kasus akan dengan cepat membanjiri dan membebani sistem perawatan kesehatan yang secara tradisional terganggu oleh disfungsi.
Di bawah aturan lockdown, semua bisnis ditutup kecuali yang dianggap paling penting, seperti utilitas dan pasar makanan.
Kendaraan pribadi dan angkutan umum telah dilarang sementara jam malam telah diberlakukan.
Kebijakan lockdown ketat telah menuai kritik dari kelompok hak asasi manusia. Mereka menyatakan pembatasan bisa menyebabkan perempuan hamil kehilangan bayi mereka sebelum dapat melahirkan karena mereka perlu mendapatkan izin khusus untuk menggunakan sarana pribadi untuk mencapai rumah sakit. (Ahramonline/OL-1)
Uganda memulai uji coba vaksin eksperimental untuk melawan strain Sudan dari virus Ebola setelah wabah baru menyebabkan satu kematian dan dua kasus infeksi.
PENYAKIT misterius kembali muncul di kawasan Afrika. Kali ini, penyakit Dinga Dinga dilaporkan menyerang ratusan warga di distrik Bundibugyo, Uganda. Ini 7 faktanya.
RATUSAN warga di distrik Bundibugyo, Uganda, dinyatakan terinfeksi penyakit Dinga Dinga. Penyakit tersebut disebut mengingatkan pada wabah 'Dancing Plague' di Prancis tahun 1518.
PENYAKIT misterius bernama Dinga Dinga tengah mewabah di Uganda. Setidaknya 300 orang dilaporkan terkena penyakit Dinga Dinga yang membuat tubuh penderitanya bergetar seperti menari.
Sebuah insiden tragis terjadi di Pemukiman Pengungsi Palabek, Uganda, di mana 13 anak-anak dan satu orang dewasa tewas akibat sambaran petir saat kebaktian gereja.
Teknologi memainkan peran krusial dalam transformasi layanan kesehatan di Uganda, dengan penerapan berbagai aplikasi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved