Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Parlemen AS Desak Arab Saudi Pangkas Produksi Minyak

Haufan Hasyim Salengke
09/4/2020 12:25
Parlemen AS Desak Arab Saudi Pangkas Produksi Minyak
Kilang pengolahan minyak yang dikelola Saudi Aramco. Meski ada pandemi covid-19, produksi minyak Saudi terus meningkat.(AFP/Fayez Nureldine )

SEJUMLAH anggota parlemen Amerika Serikat (AS) mendesak Arab Saudi untuk menstabilkan harga minyak. Sekaligus, mengancam akan mengajukan undang-undang yang mengarah pada penarikan dukungan ekonomi dan politik, jika Riyadh tidak mengambil sikap.

"Kami prihatin dengan tindakan Kerajaan Saudi yang secara artifisial mendistorsi pasar minyak dunia. Ketika negara-negara di seluruh dunia berjuang mengatasi krisis virus korona (covid-19)," ujar anggota parlemen dari Partai Republik yang dipimpin Steve Scalise, dalam surat yang ditujukan kepada Putra Mahkota Arab Saudi, Muhammad bin Salman.

Baca juga: Virus Korona Kian Ekspansif, Harga Minyak Terus Turun

Mereka menkankan industri minyak dan gas bumi di AS berdasarkan pada prinsip pasar bebas. "Namun, Kerajaan dapat mengubah arah, mengurangi produksi dan mengembalikan keseimbangan di pasar, yang mengalami penurunan harga paling drastis dalam beberapa tahun," seru anggota parlemen tersebut.

Harga minyak dunia anjlok dengan Arab Saudi dan Rusia terkunci dalam perang produksi. Kedua negara meningkatkan produksi setelah pakta OPEC yang dipimpin Saudi dan Rusia berakhir.

Menurut surat itu, kegagalan Kerajaan Saudi dalam mengatasi krisis energi akan membahayakan upaya bersama antara kedua negara. Serta, mengancam kerja sama ekonomi dan militer.

Baca juga: Anjloknya Harga Minyak Dunia Untungkan Pertamina

"Sebagai anggota Kongres AS, kami telah menolak upaya merusak atau membatalkan kemitraan ini. Tetapi, jika Kerajaan gagal bertindak adil untuk membalikkan krisis energi, kami akan mendorong tanggapan timbal balik yang dianggap tepat oleh pemerintah AS," pungkasnya.

OPEC diperkirakan akan mengurangi produksi minyak kolektif sekitar 10-15 juta barel per hari untuk memangkas kelebihan pasokan.(AA/OL-11)

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya