Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Inflasi Tiongkok Melonjak Akibat Virus Korona

Nur Aivanni
10/2/2020 15:02
 Inflasi Tiongkok Melonjak Akibat Virus Korona
Seorang petugas membawa mesin pengasap untuk mensterilkan pusat bisnis di Shanghai, Tiongkok, sebagai langkah melawan wabah virus korona.(Nole Celis/AFP)

INDEKS Harga Konsumen (CPI) di Tiongkok mengalami kenaikan akibat wabah virus korona. Indeks tersebut mencapai angka tertinggi dalam delapan tahun terakhir.

CPI, indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat inflasi, berada pada level 5,4% bulan lalu. Angka tersebut naik dibandingkan Desember sebesar 4,5%. Kenaikan itu disebabkan melonjaknya harga daging babi dan sayuran segar. Adapun harga makanan melonjak 20,6%.

"Peningkatan inflasi tidak hanya dipengaruhi oleh musim libur Tahun Baru Imlek, tetapi oleh virus korona," bunyi pernyataan Biro Statistik Nasional Tiongkok, Senin (10/2).

Sebelumnya, survei Bloomberg memperkirakan inflasi bulanan pada Januari sebesar 4,9%. Ternyata, inflasi Januari mencapai angka tertinggi sejak Oktober 2011.

Analis Lu Ting dari Nomura berharap pemerintah Tiongkok tidak hanya menahan penyebaran virus korona, namun juga meredam kenaikan harga sejumlah komoditas.

Baca juga: Singapura Tetapkan Status Siaga Virus Korona

"Beberapa persediaan makanan mungkin rusak sebelum dikirim ke kota-kota besar, karena hambatan transportasi dan langkah isolasi (dari kota satu dengan kota lainnya). Terutama untuk buah-buahan, sayuran dan ternak," papar Lu Ting.

"Orang-orang juga cenderung menimbun makanan dan persediaan lainnya dalam situasi seperti ini. Penimbunan kemungkinan besar akan menaikkan harga," tambahnya.

Kepala penelitian UOB, Suan Teck Kin, mengatakan walau harga cenderung turun setelah Tahun Baru Imlek, kemungkinan trennya akan meningkat pada tahun ini karena gangguan rantai pasokan.

Sementara itu, Indeks Harga Produsen naik 0,1% pada Januari 2020. Indeks tersebut jatuh 0,5% dibandingkan Desember 2019. Akan tetapi, analis memperkirakan harga pabrik akan terpukul pada bulan berikutnya.

Ekonom Senior Capital Economics, Julian Evans-Pritchard, mengatakan wabah virus korona tampaknya berdampak kecil pada inflasi harga produsen pada bulan lalu. "Tetapi mungkin terlalu dini untuk melihat dampak dari permintaan harga karena pabrik ditutup selama liburan Tahun Baru Imlek," jelasnya.(AFP/OL-11)


 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya