Headline

Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.

Fokus

Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.

Tiongkok Karantina Kota Pusat Penyebaran Virus Korona

Haufan Hasyim Salengke
23/1/2020 09:45
Tiongkok Karantina Kota Pusat Penyebaran Virus Korona
Seorang perempuan mengenakan masker di Makau setelah pasien pertama virus korona teridentifikasi di kota tersebut.(AFP/Anthony WALLACE )

TIONGKOK menempatkan Kota Wuhan di bawah karantina yang efektif, Kamis (23/1), untuk menangkal penyebaran virus pneumonia misterius yang mematikan.

Otoritas menangguhkan penerbangan ke luar, operasional bus umum, dan jadwal kereta api dalam langkah drastis untuk menghentikan penyebaran penyakit menular yang telah menewaskan 17 orang itu.

Warga tidak tidak diperbolehkan meninggalkan kota berpenduduk 11 juta jiwa itu tanpa alasan khusus. Padahal, jutaan orang Tiongkok umumnya bepergian atau mudik untuk merayakan liburan Tahun Baru Imlek mendatang.

Penyakit pernapasan itu telah menyebar ke bagian lain Tiongkok, dengan beberapa kasus di negara lain termasuk Amerika Serikat.

Ada lebih dari 500 kasus yang dikonfirmasi dan 17 orang telah meninggal.

Baca juga: Tiongkok Hentikan Transportasi dari dan ke Wuhan

Dikenal untuk saat ini sebagai 2019-nCoV, virus dipahami sebagai jenis baru virus corona.

Lebih dari 570 orang telah terinfeksi virus di seluruh Tiongkok--dengan sebagian besar kasus ditemukan di Wuhan. Pasar makanan laut yang menjual hewan liar secara ilegal telah diidentifikasi sebagai pusat penyebaran.

Virus corona telah menyebabkan kekhawatiran karena kemiripannya dengan SARS, yang menewaskan hampir 650 orang di seluruh daratan Tiongkok dan Hong Kong pada 2002-2003.

Seperti SARS, penyakit ini dapat ditularkan di antara manusia melalui saluran pernapasan.

Kasus pertama virus baru ini dikonfirmasi pada 31 Desember dan sejak itu telah terdeteksi di Jepang, Makau, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, dan Amerika Serikat.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Rabu (22/1) menunda keputusan tentang apakah akan mengumumkan darurat kesehatan global--instrumen langka yang hanya digunakan untuk wabah terburuk.

Setelah pertemuan komite darurat di Jenewa, kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pihak mereka masih membutuhkan informasi lebih lanjut. (AFP/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya