Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Kim Jong-un kembali Gertak Washington

Hym/A-1
30/12/2019 23:40
Kim Jong-un kembali Gertak Washington
Orang-orang menonton televisi saat pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berpidato, di sebuah stasiun kereta api di Seoul, kemarin.(Jung Yeon-je / AFP)

PEMIMPIN Korea Utara Kim Jong-un kembali menggertak Amerika Serikat. Saat berpidato di pertemuan partai komunis negeri itu pada Sabtu (28/12) dan Minggu (29/12), Kim menyerukan langkah-langkah positif dan ofensif untuk memastikan kedaulatan dan keamanan negara.

“Pada pertemuan partai, Kim menekankan perlunya mengambil langkah-langkah positif dan ofensif untuk sepenuhnya menjamin kedaulatan dan keamanan negara, sebagaimana disyaratkan oleh situasi saat ini,” menurut laporan media pemerintah.

Kim tidak menjelaskan apa arti ‘tindakan ofensif’. Namun, sejumlah pihak meyakini Korea Utara mungkin dapat mengakhiri negosiasi tentang denuklirisasi dengan Amerika Serikat, dan memulai kembali pengujian senjata utama.

Adapun frasa ‘langkah-langkah positif dan ofensif’ tampaknya menyiratkan lebih lanjut untuk memperkuat program senjata Korea Utara taktis atau strategis, atau keduanya--kata Minyoung Lee dari laman spesialis NK News.

“Liputan media pemerintah tentang sidang pleno besok, atau pidato Tahun Baru Kim Jong-un, mungkin akan memberikan wawasan lebih lanjut tentang tindakan Kim selanjutnya,” tambahnya.

Pyongyang mengancam awal tahun ini untuk mengambil ‘jalan baru’ jika Washington gagal menawarkan konsesi dalam pembicaraan nuklir hingga akhir tahun ini.

Sebelumnya, Korut telah mengancam akan mengirimkan ‘kado Natal’ kepada AS jika tenggat akhir tahun ini terlewati. Namun, hingga saat ini AS belum terlihat akan mengubah sikap.

Presiden AS Donald Trump juga masih tetap menerapkan ­sanksi ekonomi terhadap Korut atas program nuklir dan misil balistiknya.

Menurut media pemerintah Korea Utara, KCNA, Kim membuka pertemuan partai pada Sabtu (28/12) dan memimpin sesi pada Minggu (29/12). Laporan juga mengindikasikan pertemuan akan berlanjut pada Senin. Sidang pleno partai ialah salah satu badan pembuat keputusan tertinggi negara komunis meskipun sebagian besar kebijakan dikemukakan Kim yang memegang kekuasaan absolut.

Dalam menanggapi peryataan Kim Jong-un, penasihat keamanan ­nasional Gedung Putih, Robert O’Brien, mengatakan dirinya tidak ingin berspekulasi.

“Akan tetapi, kita punya banyak cara dan tekanan tambahan yang bisa dihadapkan ke Korea Utara,” ucap O’Brien.

Lebih lanjut O’Brien mengatakan bahwa program nuklir Korut ialah tantangan yang tersulit dalam pemerintahan Donald Trump. Strategi diplomasi langsung dari Trump, menurut O’Brien, membuat Kim Jong-un berpikir ulang untuk menyerang AS. (Hym/A-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya