Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
SETELAH hampir dua pekan demonstrasi menentang Undang-Undang Amendemen Kewarganegaraan (CAB) di India terus berkecamuk, korban tewas dilaporkan telah mencapai 24 jiwa.
Ribuan warga India pun kembali turun ke jalan untuk kembali melanjutkan aksi protes, Sabtu (21/12), di tengah bayang-bayang kekerasan yang digunakan aparat polisi.
Jumlah korban tewas melonjak sehari setelah demonstrasi berubah menjadi kekerasan di negara bagian Uttar Prades, Jumat (20/12).
Di negara bagian yang menyumbang populasi terpadat di India itu, sedikitnya 15 orang dilaporkan tewas.
“Kami keluar untuk memperjuangkan tanah air kami. Kami datang untuk bertarung tanpa senjata dan amunisi. Kami akan bertarung secara damai,” ujar Lily Dutta, yang ikut bergabung dalam demonstrasi.
Demonstrasi menentang Undang-Undang Amendemen Kewarganegaraan digelar di berbagai wilayah di India, termasuk di Kota Chennai, Delhi, Gurgaon, Kolkata, Patna, dan Guwahati.
Pihak berwenang memberlakukan undang-undang darurat, memblokir akses internet dan jalan, serta menutup beberapa pertokoan di daerah rawan guna mengatasi kerusuhan.
Menurut laporan beberapa pejabat polisi negara bagian di India, lebih dari 7.000 orang telah ditahan.
Demonstrasi yang berkembang meluas dan kian panas tersebut meletus setelah Presiden India Ram Nath Kovind menandatangani RUU Amendemen Kewarganegaraan (CAB), Kamis (12/12).
UU itu akan memungkinkan permohonan kewarganegaraan imigran dari tiga negara tetangga, yakni Bangladesh, Afghanistan, dan Pakistan, diproses cepat bagi mereka yang beragama Hindu, Sikhisme, Budha, Jainisme, Parsi, dan Kristen.
Bagi kelompok Islam, oposisi dan kelompok hak asasi, UU Amendemen Kewarganegaraan yang mengecualikan pemeluk Islam di dalamnya ialah bagian dari agenda nasionalis Hindu oleh Perdana Menteri India Narendra Modi untuk memarginalkan 200 juta pemeluk agama Islam di India. Namun, Modi dan partainya menyangkal klaim antimuslim tersebut. (AFP/Uca/X-11)
Donald Trump resmi mengeluarkan perintah tarif tambahan sebesar 25% terhadap India. Hal itu sebagai sanksi atas pembelian minyak dari Rusia.
India tampil lebih dominan dan sempat beberapa kali mengancam gawang Indonesia.
Sedikitnya empat orang tewas dan sekitar 100 orang lainnya dilaporkan hilang saat banjir bandang menerjang Uttarakhand India.
Puluhan orang diduga tejebak usai banjir bandang di Uttarkashi, India.
India mengecam keras langkah Amerika Serikat dan Uni Eropa yang dianggap sengaja menargetkan negara tersebut karena membeli minyak dari Rusia.
Presiden Donald Trump kembali mengancam India akan menaikan tarif impor, sebagai respon pembelian minyak dari Rusia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved