Headline

AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.

Fokus

Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.

Kepala Polisi Mundur karena Skandal Narkoba

AFP/CNA/Hym/X-11
14/10/2019 23:15
Kepala Polisi Mundur karena Skandal Narkoba
Kepala kepolisian nasional Filipina, Oscar Albayalde.(AFP PHOTO / Joseph Agcaoili)

KEPALA kepolisian nasional Filipina, Oscar Albayalde, yang juga kepala badan anti­narkoba mengundurkan diri, kurang dari sebulan sebelum pensiun. Ia dituduh terlibat dalam penjualan narkoba sitaan, sebuah tudingan yang dapat merusak kampanye antinarkotika yang dilakukan pemerintah.

Dalam kesaksian yang telah menimbulkan pertanyaan tentang kampanye pemerintah, saksi dalam penyelidikan Senat menuduh Oscar melindungi petugas yang menjual narkotika sitaan kembali ke pasar gelap. Alba­yalde membantah tuduhan itu dan menyampingkan pengunduran diri.

Namun, ia kemudian merujuk ke persidangan dan fakta dalam skandal itu dan mengatakan ia mundur untuk memberi jalan bagi kepala kepolisian baru.

“Setelah memikirkan dan mempertimbangkan dengan cermat, saya sampai pada keputusan untuk melepaskan jabatan kepala Kepolisian Nasional Filipina,” kata Albayalde dalam pidatonya kepada petugas polisi, kemarin.

Albayalde ialah kepala polisi Provinsi Pampanga ketika 13 perwiranya dituduh mencuri sekitar 160 kg narkotika yang disita dalam penggerebekan pada 2013.

Albayalde seharusnya akan pensiun pada 8 November. Juru bicara kepresidenan, Salvador Panelo, mengatakan kepada saluran berita ANC bahwa mungkin Alba­yalde mengundurkan diri karena sudah tidak nyaman dengan berbagai ‘tuduhan dan sindiran’.

“Dia ingin menyelamatkan organisasi kepolisian dari spekulasi apa pun, buruk atau salah tentang dirinya dan organisasi,” kata Panelo.

Perang total

Presiden Rodrigo Duterte telah melakukan perang total terhadap penyalahgunaan narkoba meskipun kemudian langkahnya menuai kritik keras dari dunia internasional. Muncul kecaman karena banyak tersangka pengedar narkoba dibunuh polisi.

Dewan Hak Asasi Manusia PBB beberapa bulan lalu menyetujui resolusi untuk menyelidiki kampanye berdarah tersebut. Duterte mengutuk upaya investigasi tersebut.

Polisi mengatakan mereka telah membunuh lebih dari 6.700 tersangka pengedar narkoba yang melawan penangkapan. Aparat juga menyangkal terlibat dalam pembunuhan misterius terhadap pengguna narkoba. (AFP/CNA/Hym/X-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya