Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
PENGUNGSI Rohingya yang tinggal di kamp-kamp pengungsian di Bangladesh mengatakan mereka tidak ingin kembali ke Myanmar. Para pengungsi itu mengaku ragu mengenai upaya repatriasi.
Bangladesh dan Myanmar berencana mulai memulangkan para pengungsi Rohingya per hari ini, Kamis (22/8).
"Kami tidak ingin kembali sampai keselamatan kami terjamin," kata seorang pengungsi Rohingya, Nur Islam, dilansir dari AFP.
"Sampai kami mendapat kewarganegaraan di sana," imbuh yang lainnya.
Dia mengaku takut jika mereka malah dikirim ke kamp-kamp pengungsi jika kembali ke Myanmar.
Pemimpin Komunitas Rohingya, Jafar Alam mengatakan para pengungsi telah dicekam ketakutan sejak pihak berwenang mengumumkan proses repatriasi yang baru.
Baca juga: Militer Indonesia-AS Gelar Latihan Bersama
Upaya repatriasi ini yang pertama kali dilakukan setelah usaha pada November lalu gagal. Pejabat PBB dan Komisi Pengungsi Bangladesh telah mewawancarai lebih dari 200 keluarga terpilih di kamp pengungsi untuk direpatriasi.
Komisaris Pengungsi Bangladesh Mohammad Abul Kalam mengatakan ada lima bus dan dua truk yang disewa untuk membawa para pengungsi kembali.
Seorang pejabat PBB mengatakan sebenarnya mereka belum mendapat persetujuan dari para keluarga pengungsi.
"Kami belum mendapatkan persetujuan dari mereka (pengungsi) sama sekali," tutur pejabat yang ikut mewawancarai para pengungsi tersebut.
Di New York, Juru Bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan repatriasi harus dilakukan dalam keadaan sukarela.
"Setiap pemulangan harus bersifat sukarela dan berkelanjutan serta dijamin keamanannya," seru Dujarric.
"Penting bagi para pengungsi memiliki informasi lengkap yang mereka butuhkan untuk dapat membuat keputusan tersebut," imbuh dia.
Sekitar 740 ribu warga etnik Rohingya melarikan diri ke Bangladesh pada Agustus 2017. Mereka kabur dari serangan militer Myanmar yang membumihanguskan tempat tinggal mereka. (Medcom/OL-2)
LEBIH dari 500 orang terdiri dari warga sipil dan tentara Myanmar melarikan diri ke wilayah Thailand pada Sabtu (13/7) setelah terjadi serangan oleh kelompok etnis bersenjata.
ANGGOTA Komisi I DPR RI TB Hasanuddin menyatakan pemerintah tak perlu menggunakan Operasi Militer Selain Perang (OMSP) untuk membebaskan WNI selebgram yang ditahan di Myanmar.
Kemenlu tengah menangani kasus hukum yang menimpa seorang Warga Negara Indonesia (WNI) berinisial AP, yang ditangkap oleh otoritas Myanmar pada 20 Desember 2024.
KETUA DPR RI Puan Maharani mendesak pemerintah untuk segera memberikan bantuan dan perlindungan kepada seorang selebgram asal Indonesia yang ditahan oleh otoritas Myanmar.
Abraham Sridjaja mendorong Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) untuk membebaskan selebgran asal Indonesia yang ditahan oleh pemerintah Myanmar.
Pengumuman disampaikan Trump lewat maklumat presiden dan disertai pernyataan dalam bentuk video.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved