Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Korea Utara kembali Tembakkan Rudal Balistik Jarak Pendek

(AFP/Tes/Ant/I-1)
07/8/2019 07:20
 Korea Utara kembali Tembakkan Rudal Balistik Jarak Pendek
rudal jarak pendek berpemandu taktis yang diluncurkan di lokasi yang dirahasiakan di Korea Utara.((Photo by KCNA VIA KNS / KCNA VIA KNS / AFP) )

KOREA Utara kembali menembakkan sejumlah rudal ke perairannya untuk keempat kalinya dalam waktu kurang dari dua pekan. Penembakan rudal pada Selasa itu merupakan keempat kalinya sejak 25 Juli.

Kepala Staf Gabungan (JCS) Korsel mengatakan bahwa rudal-rudal balistik jarak pendek ditembakkan dari dekat Kwail di perairan barat Korut. Lokasi itu ada di sekitar 125 kilometer tenggara Pyongyang di Provinsi Hwanghae Selatan, Korea Utara, pada Selasa dini hari.

"Rudal-rudal itu terbang sejauh sekitar 450 kilometer dan mencapai ketinggian 37 kilometer," kata JCS.

Korea Utara telah melakukan serangkaian penembakan rudal dan roket sejak pemimpinnya, Kim Jong-un, dan Presiden AS, Donald Trump, pada 30 Juni setuju untuk membangkitkan kembali pembicaraan yang macet soal denuklirisasi.

Trump selama ini meremehkan uji coba persenjataan oleh Korut itu dengan mengatakan bahwa Pyongyang tidak melanggar kesepakatan apa pun yang ia buat dengan Kim. Namun, pembicaraan denuklirisasi belum dimulai lagi.

Para pengamat melihat bahwa uji coba rudal itu dilancarkan untuk meningkatkan kemampuan militer Korea Utara dan menekan Washington agar menyodorkan lebih banyak tawaran.

Rudal-rudal itu memiliki karakteristik serupa dengan rudal balistik jarak pendek yang diluncurkan Korut pada 25 Juli.

Kementerian Pertahanan Korsel mengatakan peluncuran rudal oleh Korut bertentangan dengan semangat untuk menurunkan ketegangan di Semenanjung Korea.

Di sisi lain, pemerintah Amerika Serikat resmi mencabut bebas visa kunjungan ke wilayahnya bagi warga asing yang pernah mendatangi Korut dalam 8 tahun terakhir. Kebijakan itu menghambat pergerakan industri wisata di Korut yang belum lama tumbuh.

Langkah otoritas AS juga meredam harapan Presiden Korsel, Moon Jae-in, mempromosikan proyek wisata lintas batas bagi warganya yang ingin mengunjungi wilayah Korut.

Media Korsel menyoroti para pemimpin bisnis besar, termasuk wakil pemimpin Samsung Electronics, Lee Jae-yong, yang menjadi bagian delegasi Moon ke Pyongyang pada September 2018. (AFP/Tes/Ant/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik