Headline
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
PENGUNGSI di Kashmir menyuarakan kekhawatiran terhadap kerabat mereka di perbatasan Himalaya yang sedang disengketakan, Senin (5/8).
India menghapuskan otonomi khusus wilayah mayoritas muslim, Kashmir. Hal itu meningkatkan kekhawatiran terjadinya kekerasan baru.
"Saya tidak tahu apa yang akan terjadi. Saya khawatir dengan keluarga saya. Saya tidak punya informasi tentang mereka," kata Mohammad Altaf, 32 tahun, kepada AFP.
Pengungsi lain bernama Khadija Bibi, mengatakan, ayahnya meninggal dunia dua hari lalu. "Jalan ditutup dan kami tidak punya sarana untuk pergi ke sana. Internet, telepon, semuanya tertutup. Kami akan mati di sini dan mereka akan mati di sana tanpa bertemu satu sama lain jika Kashmir tidak dibebaskan."
Usman Hashim, yang meninggalkan seluruh keluarganya ketika ia melarikan diri pada 1992, mengatakan, ia takut bahwa 'apa pun' dapat terjadi pada mereka.
"Dunia harus memperhatikan. Mereka harus menyelamatkan nyawa manusia. Kebebasan datang kemudian," katanya.
Sekitar 250 orang di kamp pengungsi Manak Paiyan dekat Muzaffarabad, kota terbesar di Kashmir yang dikuasai Pakistan, melarikan diri dari pertempuran pada 1990-an.
Namun, mereka masih memiliki keluarga di sisi lain garis kontrol, yakni perbatasan de facto yang membelah daerah tersebut. Ia merupakan wilayah yang sangat termiliterisasi.
Pada Minggu (4/8) malam, India memutuskan telekomunikasi dan memberlakukan penguncian keamanan di wilayah itu. Hal tersebut dilakukan menjelang keputusan melepas Kashmir dari status khusus yang telah dipegangnya selama tujuh dekade.
Menurut pihak berwenang, ada sekitar 38 ribu pengungsi dari Kashmir yang dikuasai India di kamp-kamp pihak Pakistan.
PM India, Narendra Modi, membatalkan konstitusi status khusus wilayah yang disengketakan itu.
Mereka juga menggerakkan rancangan undang-undang untuk membagi wilayah Kashmir yang dikelola India menjadi dua wilayah dan diperintah langsung oleh New Delhi. (AFP/*/I-1)
Sebanyak 56 orang tewas dan puluhan lainnya hilang setelah banjir bandang disertai lumpur terjadi di Kashmir.
Donald Trump resmi mengeluarkan perintah tarif tambahan sebesar 25% terhadap India. Hal itu sebagai sanksi atas pembelian minyak dari Rusia.
India tampil lebih dominan dan sempat beberapa kali mengancam gawang Indonesia.
Sedikitnya empat orang tewas dan sekitar 100 orang lainnya dilaporkan hilang saat banjir bandang menerjang Uttarakhand India.
Puluhan orang diduga tejebak usai banjir bandang di Uttarkashi, India.
India mengecam keras langkah Amerika Serikat dan Uni Eropa yang dianggap sengaja menargetkan negara tersebut karena membeli minyak dari Rusia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved