Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
KEPOLISIAN telah mengidentifikasi dua pelaku bom bunuh diri di gereja Katedral Our Lady of Mount Carmel di Jolo, Provinsi Sulu, Filipina Selatan, Minggu (27/1). Keduanya diketahui merupakan warga negara Indonesia (WNI).
Karo Penmas Diviai Humas Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan pihaknya berhasil mengungkap bahwa kedua pelaku ternyata pasangan suami istri yang diduga melakukan bom bunuh diri.
Baca juga: Genjot Ekspor ke Indonesia, Palestina Jamin Kualitas Produk
"Pelaku merupakan pasangan suami istri asal Sulawesi atas nama Rullie Rian Zeke dan Ulfah Handayani Saleh," kata Dedi di Mabes Polri, Selasa (23/7).
Dedi menjelaskan, setelah Detasemen Khusus (Densus) 88 anti teror melakukan penangkapan terhadap anggota teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD), Novendri alias Abu Zahran alias Abu Jundi pada 19 Juli 2019 lalu. Dari keterangan Novendri, ia mengaku pelaku bom bunuh diri dalam gereja di Pulau Jolo, Filipina, pada 27 Januari 2019 lalu adalah Warga Negara Indonesia (WNI).
"Dalam interogasi Novendri dan Yoga (Teroris JAD Kalimantan Timur ditangkap Juni 2019), ternyata pelaku suicide bomber di Filipina adalah 2 orang Indonesia. Ini yang diduga sebagai pelaku suicide bomber di Filipina," sebutnya.
Meskipun demikian, hasil tes DNA dari aparat keamanan Filipina masih belum mendapat perbandingan dengan keluarga. Pasalnya, pihak kepolisian Filipina sulit mengidentifikasi pelaku suicide bomber.
Saat in,i Tim Densus 88 bekerja sama dengan kepolisian Filipina belum berhasil mengidentifikasi terduga pelaku. "Karena kedua tersangka ini masuk lewat jalur ilegal Filipina. Sehingga identitas kedua pelaku tidak ter-record dengan baik di Filipina, sehingga kita tidak bisa mengidentifikasi pelaku suicide bomber," paparnya.
Sebelumnya, tim Densus 88 dan kepolisian Filipina hanya mengantongi hasil pemeriksaan lima tersangka bom bunuh diri yang menginformasikan pelaku diduga WNI.
"Aparat keamanan kita hanya mendapatkan informasi dari lima tersangka yang ditangkap di Filipina itu kalau pelaku diduga orang Indonesia, karena dari logat bicara dan kebiasaannya seperti orang Indonesia," terangnya.
Dalam melancarkan aksi terornya, dua pelaku pengeboman dikendalikan oleh seseorang yang berstatus daftar pencarian orang (DPO), yakni Saefulah alias Daniel alias Chaniago. Kata Dedi, dia merupakan mastermind (aktor intelektual) dalam melancarkan aksi teror.
Saat ini, Saefullah diketahui berada di wilayah Khorasan, Afganistan. Pasalnya, kekalahan ISIS di Suriah membuat kekuatan Al Baghdadi langsung pecah. Saefulah juga mengontrol beberapa aksi terorisme yang ada di Indonesia diantaranya, Yoga, teroris JAD Kalimantan Timur yang telah ditangkap pada Juni 2019.
Diketahui Yoga juga mengantikan peran Andi Baso sebagai jembatan penghubung antara kelompok ISIS atau JAD di Indonesia dan Filipina.
"Andi Baso ini memiliki kemampuan untuk merekrut orang. Dia WNI, diyakini saat ini ada di Filipina Selatan (DPO)," pungkasnya. (OL-6)
Insiden ini merupakan serangkaian kekejaman yang dituduhkan dilakukan oleh kelompok jihad yang aktif di wilayah tersebut.
JIBOM Detasemen Gegana Polda NTT melakukan sterilisasi di sejumlah gereja di Kota Larantuka, Kabupaten Flores Timur, NTT jelang Ritual Semana Santa, rangkaian dari perayaan Paskah.
Seluruh teroris yang diciduk juga terafiliasi dengan jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
Nabil menjelaskan bahwa pihaknya berencana melakukan bom di pom bensin pertamina milik warga keturunan Tiongkok.
Kapolri Jendral Listyo Sigit memastikan rangkaian paskah di gereja-gereja dalam kondisi aman. TNI dan Polri siap menjaga seluruh gereja selama ibadah paskah sampai selesai.
Jaringan Jamaah Ansharud Daulah (JAD) ialah salah satu jaringan terorisme yang paling menonjol mengadopsi strategi lone wolf dalam menjalankan tindakan teror.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved