Tiongkok Sebut Menlu Inggris Berkhayal

Tesa Oktiana Surbakti [email protected]
04/7/2019 05:00
Tiongkok Sebut Menlu Inggris Berkhayal
pengunjuk rasa menduduki Harcourt Road di Hong Kong pada 12 Juni 2019( (Photo by Philip FONG / AFP))

TIONGKOK melayangkan protes resmi kepada Inggris, terkait pernyataan Menteri Luar Negeri Inggris, Jeremy Hunt, yang mengkritisi protes Hong Kong. Hunt dituding berkhayal dalam kejayaan kolonialisme Inggris yang memudar.

Ini merupakan hari kedua bagi Beijing yang gencar membalas komentar Hunt mengenai protes anti-Tiongkok, yang belum pernah terjadi sebelumnya. Gelombang protes telah mengguncang wilayah bekas jajahan Inggris.

Di bawah kesepakatan penyerahan Hong Kong dari Inggris ke pemerintahan Tiongkok, wilayah semiotonom menikmati hak dan kebebasan yang tidak terlihat di daratan. Akan tetapi, pengunjuk rasa menuduh Beijing mengingkari perjanjian, dengan dukungan dari para pemimpin yang tidak terpilih.

Pada Selasa kemarin, Hunt memperingatkan konsekuensi serius jika Tiongkok melanggar kesepakatan yang mengikat secara hukum. Pernyataan itu memicu kemarahan Beijing, yang berbalik menuding Hunt melakukan intervensi kasar, dengan memberi dukungan terhadap aksi protes.

"Dia (Hunt) sepertinya berkhayal atas kejayaan kolonialisme Inggris yang sudah memudar. Sebuah kebiasaan buruk karena meremehkan urusan negara lain," tukas juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Geng Shuang.

"Saya perlu tekankan lagi bahwa Hong Kong sudah kembali ke tanah asalnya. Hak dan kewajiban terkait otoritas Inggris di bawah deklarasi, sepenuhnya telah dilaksanakan," lanjut Geng.

Sejak bulan lalu, gerakan protes yang melawan rencana undang-undang (RUU) ekstradisi mulai meletus. Protes semakin meningkat ketika demonstran menembus gedung Dewan Legislatif Hong Kong. Mereka meninggalkan pesan anti-Beijing di tembok, seperti 'Hong Kong bukan Tiongkok'.

Soroti latihan

Sebuah surat kabar yang terhubung dengan militer Tiongkok, memuat sejumlah foto latihan militer selama sepekan di Hong Kong. Para analis menggambarkan tindakan tersebut sebagai peringatan terhadap para kritikus Tiongkok, ketika Hong Kong menghadapi gelombang protes anti-pemerintah.

Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) mempertahankan garnisun di Hong Kong, sejak bekas jajahan Inggris dikembalikan ke Beijing pada 1997. Akan tetapi, pasukan itu jarang menampakkan diri, bahkan kerap tidak berseragam di depan publik. Sebelumnya, latihan militer rutin dari unit tersebut kurang mendapat perhatian.

Satu hari setelah pengunjuk rasa berhasil memasuki Dewan Legislatif Hong Kong, surat kabar yang berafiliasi dengan PLA menerbitkan laporan latihan militer yang berlangsung selama sepekan. Sejak bulan lalu, Aksi protes berskala besar telah mengguncang wilayah semiotonom. Demonstrasi dipicu penolakan terhadap RUU yang memungkinkan warga Hong Kong diekstradisi ke daratan Tiongkok.

Melalui akun Weibo yang terverifikasi, PLA Daily menyatakan latihan militer pada Rabu lalu, melibatkan pasukan angkatan darat, angkatan laut, dan angkatan udara. Tujuannya ialah meninjau dan meningkatkan kapasitas tempur pasukan dalam keadaan darurat.

"Maksud dari latihan ini sudah jelas, untuk memperingatkan berbagai elemen kebebasan Hong Kong. Sekaligus, mencegah intervensi asing dalam urusan domestik Hong Kong," tutur Ni Lexiong, pengamat dari Institut Strategi Pertahanan Nasional Shanghai. (AFP/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya