4 Tewas lagi di Sudan setelah Pekan Berdarah

AFP/Yan/I-1
11/6/2019 06:50
4 Tewas lagi di Sudan setelah Pekan Berdarah
Para demonstran Sudan.(Ahmed Mustafa / AFP)

SATU minggu setelah puluhan tewas saat penum­pasan demonstran Sudan yang menuntut pemerintahan sipil, empat orang lagi tewas. Korban itu jatuh ke­­tika pasukan keamanan bergerak untuk menghentikan kampanye pembangkangan si­pil yang diluncurkan pada Minggu (9/6).

Kematian itu menandai hampir dua bulan sejak pengguling­an penguasa sebelumnya, Omar al-Bashir, pada 11 April. Setelah itu, perundingan terja­di antara pemimpin protes dan penguasa militer mengenai siapa yang harus memimpin pemerintahan baru, warga si­pil atau tentara.

Para pengunjuk rasa mulai memasang penghalang jalan di Khartoum, sedangkan pasar dan toko ditutup di kota-kota kecil lainnya.

Sebuah komite dokter yang terkait dengan demonstran mengatakan dua orang telah tewas dalam bentrokan di ibu kota, sedangkan dua lainnya tewas di Kota Omdurman, di seberang Sungai Nil.

Komite Sentral untuk Dokter Sudan menyalahkan pasukan pendukung dewan militer yang berkuasa atas kematian tersebut.

Bentrokan itu, menurut komite, menelan total korban menjadi 118 sejak tindakan keras pada 3 Juni.

Kementerian kesehatan mengatakan 61 orang tewas secara nasional dalam pembubar­an demonstrasi pada Senin, 49 di antaranya akibat diterjang amunisi hidup di Khartoum.

Di distrik utara Bahari di ibu kota, orang-orang mengum­pulkan ban, batang pohon, dan batu untuk membangun penghalang jalan baru.

“Akan tetapi, polisi antihuru-hara dengan cepat masuk, melepaskan tembakan ke uda­ra dan gas air mata kepada demonstran sebelum membersihkan penghalang sementara,” kata seorang saksi mata.

Militer menyalahkan para pemrotes atas situasi yang memburuk dan berjanji mengerahkan pasukan keamanan untuk memulihkan keter­tiban.

“Dewan militer yang berkua­sa menyesalkan perilaku dari gerakan protes,” kata Letnan Jenderal Jamaleddine Omar dari dewan militer dalam sebuah pernyataan yang di­siar­kan di televisi negara, Minggu (9/6).

“Dewan militer telah memutuskan untuk memperkuat kehadiran pasukan bersenjata, RSF, dan pasukan reguler lainnya untuk membantu kehidupan normal kembali.” (AFP/Yan/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya