Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
SATU minggu setelah puluhan tewas saat penumpasan demonstran Sudan yang menuntut pemerintahan sipil, empat orang lagi tewas. Korban itu jatuh ketika pasukan keamanan bergerak untuk menghentikan kampanye pembangkangan sipil yang diluncurkan pada Minggu (9/6).
Kematian itu menandai hampir dua bulan sejak penggulingan penguasa sebelumnya, Omar al-Bashir, pada 11 April. Setelah itu, perundingan terjadi antara pemimpin protes dan penguasa militer mengenai siapa yang harus memimpin pemerintahan baru, warga sipil atau tentara.
Para pengunjuk rasa mulai memasang penghalang jalan di Khartoum, sedangkan pasar dan toko ditutup di kota-kota kecil lainnya.
Sebuah komite dokter yang terkait dengan demonstran mengatakan dua orang telah tewas dalam bentrokan di ibu kota, sedangkan dua lainnya tewas di Kota Omdurman, di seberang Sungai Nil.
Komite Sentral untuk Dokter Sudan menyalahkan pasukan pendukung dewan militer yang berkuasa atas kematian tersebut.
Bentrokan itu, menurut komite, menelan total korban menjadi 118 sejak tindakan keras pada 3 Juni.
Kementerian kesehatan mengatakan 61 orang tewas secara nasional dalam pembubaran demonstrasi pada Senin, 49 di antaranya akibat diterjang amunisi hidup di Khartoum.
Di distrik utara Bahari di ibu kota, orang-orang mengumpulkan ban, batang pohon, dan batu untuk membangun penghalang jalan baru.
“Akan tetapi, polisi antihuru-hara dengan cepat masuk, melepaskan tembakan ke udara dan gas air mata kepada demonstran sebelum membersihkan penghalang sementara,” kata seorang saksi mata.
Militer menyalahkan para pemrotes atas situasi yang memburuk dan berjanji mengerahkan pasukan keamanan untuk memulihkan ketertiban.
“Dewan militer yang berkuasa menyesalkan perilaku dari gerakan protes,” kata Letnan Jenderal Jamaleddine Omar dari dewan militer dalam sebuah pernyataan yang disiarkan di televisi negara, Minggu (9/6).
“Dewan militer telah memutuskan untuk memperkuat kehadiran pasukan bersenjata, RSF, dan pasukan reguler lainnya untuk membantu kehidupan normal kembali.” (AFP/Yan/I-1)
negara tertua di dunia yang sudah ada sejak ribuan tahun lalu, bahkan 6000 sebelum masehi dan hingga kini masih bertahan
Kiper Ali Abu Eshrein jadi penyelamat jala gawang Sudan di menit akhir ketika berhasil menggagalkan tendangan penalti Pele,
Menurut informasi warga sekitar, para pencari suaka sudah bermukim di daerah Kebon Sirih selama seminggu. Sebelumnya mereka bermukim di daerah Kalideres, Jakarta Barat.
INDONESIA terus mengevakuasi warga negaranya dari Sudan yang dilanda konflik perang saudara. Untuk kelancaran evakuasi, Transjakarta berpartisipasi mendukung pemerintah dalam upaya
Para demonstran, kebanyakan perempuan muda, meneriakkan: "Hidup perjuangan perempuan Sudan" dan "Mundur, itu saja", salah satu slogan utama yang menyerukan agar Presiden Omar al-Bashir mundur.
Amerika Serikat, Inggris, dan Norwegia untuk pertama kalinya memberikan dukungan kepada para pemrotes. Tiga negara itu menyerukan rencana transisi politik yang kredibel di Sudan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved