Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PASUKAN keamanan Sudan menyerang kamp protes di ibu kota. Akibatnya sekitar 13 orang tewas dalam insiden tersebut.
Dalam video yang diunggah secara daring, penyerangan terjadi Senin, 3 Juni 2019, dini hari. Warga sipil terlihat berlarian di jalan-jalan yang dibatasi tenda, dengan kepala menunduk, menghindari tembakan.
"Orang-orang yang terluka tergeletak di tanah, di area depan karena tidak ada cukup tempat tidur untuk merawat mereka," kata dokter di rumah sakit Royal Care, Azza al-Kamel, dikutip dari Shanghai Daily, Selasa, 4 juni 2019.
Pasukan Deklarasi Kebebasan dan Perubahan mengatakan sekitar 13 orang tewas dan lebih dari 200 lainnya terluka.
Menjelang tengah hari, pasukan keamanan menguasai hampir seluruh kamp, mengusir pengunjuk rasa dan mengosongkan daerah sekitar dua kilometer persegi.
"Kami keluar dan tidak bisa masuk," tutur salah seorang pemimpin protes, Hisyam Shalbi.
Kamp telah menjadi pusat gerakan protes yang berhasil menggulingkan mantan Presiden Omar al-Bashir pada April lalu. Setelah militer merebut kekuasaan, puluhan ribu pengunjuk rasa tetap berada di kamp tersebut dan menuntut transisi cepat ke pemerintahan sipil.
Para pemimpin protes dan pejabat militer telah melakukan negosiasi susunan pemerintahan transisi. Namun, kedua belah pihak terpecah karena susunan dan kepemimpinan dewan, dan jenderal yang berkuasa menolak melepaskan kekuasaan.
Juru bicara dewan militer berkuasa, Shams al-Deen al-Kabashi, mengatakan bahwa militer menargetkan suatu daerah yang dianggap bermasalah oleh pihak berwenang karena dugaan kegiatan kriminal.(Medcom.id)
PENGUASA militer Sudan menghadapi tekanan berat dari pengunjuk rasa dan pemerintah Barat, untuk menyerahkan kekuasaan kepada pemerintah sipil yang baru.
KONFLIK antara pengunjuk rasa dari warga sipil melawan penguasa militer terbaru di Sudan mulai memanas.
PENGUASA militer Sudan, Kamis (16/5), menangguhkan pembicaraan penting dengan para pemrotes tentang pemerintahan sipil.
PENGUASA militer Sudan, Jenderal Abdel Fattah al-Burhan mengatakan militer telah memutuskan untuk membatalkan kesepakatan dengan para pengunjuk rasa.
Enam puluh orang tewas dalam penumpasan dua hari terhadap para demonstran Sudan yang dilakukan oleh pasukan militer dan paramiliter Sudan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved