Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PERDANA Menteri (PM) Papua Nugini, Peter O'Neill, mengundurkan diri di tengah ketegangan politik. Pengumuman keputusan pada Minggu (26/5) diwarnai serangkaian pembelotan politik tingkat tinggi yang mengancam kepemimpinan O'Neill.
O'Neill yang berkuasa sejak 2011 menyerahkan kendali pemerintahan kepada politisi veteran Julius Chan yang dua kali menjabat sebagai PM Papua Nugini.
Baca juga:Perdana Menteri Papua Nugini Mengundurkan Diri
"Kami sepakat untuk mengubah arah bahwa kepemimpinan pemerintah diserahkan kepada Julius Chan yang merupakan pemimpin veteran dan salah satu pendiri bangsa," ujar O'Neill kepada pewarta di Port Moresby.
Chan merupakan PM Papua Nugini pada periode 1980-1982 dan 1994-1997. Chan menekankan pemerintahannya tidak akan semakin terpuruk.
"Kami tidak hanya akan menjadi pemerintah sementara, tetapi kami bekerja maksimal untuk transformasi Papua Nugini. Saya tidak ingin menjadi bebek pincang. Kami akan memajukan negara ini," tegas Chan yang berusia 79 tahun.
Awal bulan ini, O'Neill berhasil bertahan dari mosi tidak percaya. Situasi panas terjadi setelah menteri pertahanan, menteri kesehatan dan menteri kehutanan, melakukan pembelotan. Partai Kongres Nasional Rakyat yang menyokong O'Neill, memiliki suara minoritas di parlemen. Dia pun menghadapi desakan dari sejumlah partai yang bersekutu untuk mundur.
O'Neill diketahui berada di bawah tekanan setelah menandatangani kesepakatan bernilai puluhan miliar dolar terkait proyek gas alam cair (LNG). Perusahaan asing yang terlibat ialah Total dari Prancis dan ExxonMobil dari Amerika Serikat (AS). Proyek LNG yang disepakati awal tahun ini akan meningkatkan kinerja ekspor gas Papua Nugini.
PM Australia, Scott Morrison, menyatakan negaranya memiliki hubungan khusus dengan Papua Nugini. Dia pun berterima kasih kepada O'Neill karena telah menjadi abdi negara dengan sungguh. "PNG adalah teman dan tetangga terdekat kami, hanya terpisah sedikit perairan di antara kami," tutur Morrison kepada wartawan.
Papua Nugini merupakan salah satu negara dengan tingkat kemiskinan tertinggi di dunia. Sebagian besar masyarakat belum mendapatkan akses listrik yang memadai. Pemerintahan O'Neill sebelumnya dituduh kerap mendahulukan kepentingannya sendiri. (AFP/Tes/A-5)
Menurutnya infrastruktur pendidikan sangat penting untuk pembangunan sumber daya manusia yang menjadi landasan masa depan masyarakat.
O'Neill yang menjabat sebagai Perdana Menteri Papua Nugini sejak 2011 menyerahkan posisinya kepada Julius Chan yang telah dua kali menjabat sebagai Perdana Menteri Papua Nugini.
PERDANA Menteri (PM) Papua Nugini, Peter O’Neill, mengundurkan diri pada Minggu (26/5) .
Alih-alih mundur, ia justru mengambil langkah hukum untuk mencegah adanya mosi tidak percaya di parlemen, Selasa (28/5).
Menghadapi mosi tidak percaya, O'Neill mengatakan kepada parlemen bahwa dia telah menyerahkan surat pengunduran diri kepada Gubernur Jenderal Papua Nugini.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved