Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Permukaan Bulan Terus Mengecil

Basuki Eka Purnama
14/5/2019 07:15
Permukaan Bulan Terus Mengecil
Foto permukaan Bulan yang diambil NASA.(AFP/HO/NASA )

BULAN secara perlahan mengecil menyebabkan permukaan satelit Bumi itu mengeriput dan terjadi beberapa kali gempa. Hal itu terungkap dari hasil analisa gambar yang diambil Lunar Reconaissance Orbiter Bulan (LRO) milik NASA yang dirilis Senin (13/5).

Survei terhadap lebih dari 12 ribu gambar menunjukkan lembah Bulan Mare Frogoris yang berada di dekat Kutub Utara Bulan, salah satu basin terluar yang dianggap sebagai kawasan mati dari sudut pandang geologis, telah mengalami peretakan dan pergeseran.

Berbeda dengan Bumi, Bulan tidak memiliki plat tektonik. Di Bulan, aktivitas tektonik mereka terjadi saat satelit itu secara perlahan kehilangan panas dari saat mereka terbentuk, 4,5 miliar tahun yang lalu.

Hal itu menyebabkan permukaan Bulan mengeriput, sama seperti anggur yang mengeriput menjadi kismis.

Baca juga: Jepang Uji Coba Kereta Peluru Tercepat di Dunia

Karena permukaan Bulan rapuh, pergerakan itu menyebabkan permukaan Bulan pecah saat bagian dalam mereka menyusut, menghasilkan apa yang disebut thrust fault dengan satu permukaan permukaan terdorong naik lebih tinggi dibanding permukaan di sebelahnya.

Sebagai hasilnya, Bulan kini mengurus sekitar 50 meter selama ratusan juta tahun terakhir.

Astronaut Apolo mulai mengukur aktivitas seismik Bulan pada 1960-an dan 1970-an. Mereka menemukan mayoritas aktivitas seismik itu terjadi di dalam Bulan dengan sejumlah kecil terjadi di permukaan.

Analisa NASA itu diterbikan di Nature Geoscience dan mengukur gempa Bulan dangkal yang terekam misi Apollo, menetapkan hubungan antara gempa-gempa itu dan bentuk permukaan Bulan.

"Tampaknya, fault ini masih aktif hingga hari ini," ujar Nicholas Schmerr, asisten profesor geologi dari University of Maryland.

"Anda tidak biasa melihat aktivitas tektonik selain di Bumi. Jadi, sangat menyenangkan melihat fault-fault itu masih menyebabkan gempa di Bulan," imbuhnya. (AFP/OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya