Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
IRAN mengatakan pada Rabu (8/5) bahwa pihaknya akan berhenti membatasi kegiatan nuklirnya yang disepakati berdasarkan kesepakatan nuklir 2015. Akan tetapi, kecuali jika ada kekuatan lain membantu Teheran meringankan sanksi AS yang baru.
Langkah itu merupakan bagian dari paket langkah-langkah yang diumumkan Iran menanggapi sanksi unilateral yang diberlakukan kembali oleh Washington dalam 12 bulan sejak ia keluar dari perjanjian. Sanksi itu telah memberi efek parah pada ekonomi Iran.
Di bawah kesepakatan penting yang disepakati pendahulu Presiden AS Donald Trump, Barack Obama, keenam pihak dalam perjanjian itu seharusnya mencabut sanksi terkait nuklir terhadap Iran. Hal itu sebagai imbalan untuk mengekang kegiatan nuklirnya dan meredakan kekhawatiran Iran menghasilkan sebuah bom atom.
Iran memperingatkan bahwa jika lima pihak lain dalam perjanjian tersebut, yakni Inggris, Tiongkok, Prancis, Jerman, dan Rusia, gagal memenuhi komitmen mereka dalam waktu 60 hari untuk membantu Teheran mendapat manfaat dari kesepakatan tersebut, meskipun ada sanksi AS, Iran akan menangguhkan batas-batas penting lainnya yang pernah diatur dalam kesepakatan.
Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran mengatakan langkah-langkah itu diperlukan untuk mengamankan hak-haknya dan mengembalikan keseimbangan setelah langkah-langkah sepihak oleh Trump.
"Republik Islam Iran tidak pada tahap saat ini menganggap dirinya berkomitmen untuk mematuhi pembatasan mengenai penyimpanan stok uranium yang diperkaya dan cadangan air berat," kata Dewan Keamanan Nasional Tertinggi.
"Pihak-pihak yang tersisa dalam (kesepakatan) diberikan 60 hari untuk mengimplementasikan komitmen mereka, khususnya di bidang perbankan dan minyak," kata dewan itu.
Ancam sanksi baru
Pejabat Uni Eropa sudah diberitahu sejauh mana respons Iran tersebut. Prancis menjadi negara pertama yang memberikan tanggapan dengan mengatakan Eropa tidak memiliki pilihan lain selain memberikan sanksi ekonomi kepada Iran jika negara Timur Tengah itu menarik diri dari kesepakatan nuklir 2015.
"Kami tidak ingin Teheran besok mengumumkan aksi yang dapat melanggar kesepakatan nuklir karena dalam kasus ini, Eropa akan bertanggung jawab untuk memberlakukan sanksi seperti yang sudah ada dalam ketentuan kesepakatan," kata salah satu sumber seperti dikutip The Guardian, Rabu (8/5).
"Kami tidak menginginkan hal itu dan kami harap Iran tidak membuat keputusan ini," tambahnya.
Sementara itu, Tiongkok meminta semua pihak untuk menegakkan pakta nuklir Iran setelah Teheran mengatakan akan mengakhiri penumpukan persediaan pengayaan uraniumnya kecuali kekuatan lain membantunya memotong sanksi AS yang baru.
"Memelihara dan mengimplementasikan perjanjian komprehensif ialah tanggung jawab bersama dari semua pihak," kata juru bicara Kemenlu Tiongkok Geng Shuang.
"Kami menyerukan semua pihak yang relevan untuk menahan diri, memperkuat dialog, dan menghindari meningkatnya ketegangan," katanya. (AFP/I-1)
PEMERINTAH Rusia kembali menegaskan sikap tegasnya terkait kebijakan pertahanan nasional, khususnya soal doktrin nuklir.
KETIKA Israel secara intensif menggempur berbagai fasilitas nuklir Iran dalam eskalasi terbaru, dunia justru kembali mengalihkan perhatian pada program nuklir rahasia Israel, Dimona.
Pandangan pemerintah AS terhadap dampak kerusakan pada tiga situs nuklir utama Iran masih konsisten, dan penilaian tersebut sejauh ini tidak mengalami perubahan.
Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE), sebagai subholding dari PT Pertamina menyatakan keinginan untuk mengembangkan PLTN di Indonesia.
Pemred media Iran Kayhan menuduh Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi bekerja untuk badan intelijen Israel, Mossad, dan menyerukan eksekusi terhadapnya.
Houthi mengumumkan telah meluncurkan rudal balistik Zulfiqar yang menargetkan sebuah lokasi "sensitif" di Israel selatan. Serangan itu diklaim telah berhasil mengenai sasarannya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved