Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
KORBAN tewas akibat serangkaian bom bunuh diri mematikan di Sri Lanka bertambah menjadi 310 orang. Sejumlah orang akhirnya menghembuskan napas terakhir karena terluka parah.
Adapun jumlah korban luka-luka mencapai 500 orang. Pembaruan data korban muncul di tengah hari berkabung nasional yang ditandai dengan keheningan selama tiga menit. Warga menundukkan kepala dan merenungkan peristiwa tragis yang membangkitkan kemarahan internasional. Bendera yang terpasang di gedung-gedung pemerintah pun diturunkan menjadi setengah tiang.
Baca juga: Sri Lanka Menyatakan dalam Keadaan Darurat
Momen keheningan dimulai pukul 08.30 pagi waktu setempat, menandai ledakan pertama dari enam bom pada Minggu lalu. Serangan teror menyasar beberapa hotel kelas atas dan gereja-gereja yang dipenuhi jemaat pada perayaan Paskah.
Otoristas berwenang mengungkapkan sekitar 40 orang tersangka telah ditahan. Pemerintah Sri Lanka menuding keterlibatan kelompok militan lokal yang jarang terekspos, yakni National Thowteeth Jama'ath. Sebagian besar tersangka merupakan warga negara Sri Lanka. Kendati demikian, pihak kepolisian masih menyelidiki adanya keterlibatan orang asing dalam serangan oleh tujuh pelaku bom bunuh diri.
Juru bicara pemerintah Sri Lanka, Rajitha Senaratne, menuturkan para penyelidik tengah mencari petunjuk apakah kelompok militan mendapat dukungan dari komunitas internasional. Dia menambahkan organisasi kecil seperti itu, kemungkinan besar sulit melakukan serangan bom bunuh diri yang terkoordinasi baik.
Perwakilan Kantor Presiden Sri Lanka, Maithripala Sirisena, menyatakan hasil penyelidikan sejauh ini mengarah pada keterlibatan kelompok-kelompok teror internasional di belakang teroris lokal. Presiden telah meminta bantuan komunitas internasional untuk menyelidiki dugaan tersebut.
Deklarasi status darurat otomatis memperluas kewenangan pihak kepolisian, untuk menahan dan menginterogasi tersangka tanpa perintah pengadilan. Selain itu, jam malam juga akan diberlakukan. Status tersebut mengemuka di tengah kekhawatiran yang semakin merebak di wilayah ibu kota Kolombo. Apalagi, terjadi ledakan susulan di dekat salah satu gereja yang menjadi sasaran bom bunuh diri pada Minggu lalu. (Channelnewsasia/OL-6)
Maithripala Sirisena membekukan parlemen, Sabtu (27/10). Tindakan ini memperburuk krisis politik di negara kepulauan itu.
Karu Jayasuriya memperingatkan Presiden Maithripala Sirisena bahwa kerusuhan bisa pecah di Sri Lanka terkecuali jika parlemen bisa memutuskan tokoh mana yang menjabat perdana menteri.
Diperkirakan sedikitnya 160 orang yang terluka dalam ledakan St Anthony dirawat di Rumah Sakit Nasional Kolombo pada pagi tadi waktu setempat.
Sejauh ini belum ada pihak mengaku bertanggungjawab atas serangan-serangan tersebut.
Umat beragama di Tanah Air harus menahan diri dan tidak terjebak kepada upaya provokasi yang ingin mengganggu kerukunan.
KETUA Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor, Yaqut Cholil Qoumas
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved