Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
DELAPAN rentetan bom yang meledak di tiga hotel dan tiga gereja di tengah momen perayaan Hari Raya Paskah di Sri Lanka, Minggu (21/4), menewaskan sedikitnya 207 orang. Dari total tersebut, puluhan di antaranya adalah warga negara asing.
Diduga terkoordinasi, serangan itu adalah yang paling mematikan di Sri Lanka selama satu dekade terakhir, usai berakhirnya perang sipil yang menewaskan sekitar 100 ribu orang.
Ledakan bom ini juga mengindikasikan meningkatnya aksi kekerasan terhadap minoritas Kristen di Sri Lanka. Di masa lalu, minoritas Kristen di Sri Lanka pernah beberapa kali diserang namun tidak pernah separah enam ledakan ini.
Dikutip dari laman AFP, hingga saat ini belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan bom.
Namun, pemerintah Sri Lanka mengaku telah menangkap delapan orang dan tim investigator akan memeriksa apakah mereka ini memiliki kaitan dengan grup asing.
Sri Lanka juga telah menerapkan jam malam berskala nasional dan membatasi penggunaan media sosial untuk mencegah beredarnya "informasi keliru" mengenai pengeboman.
Baca juga: ACRP Kecam Keras Pengeboman di Srilanka
Laporan awal menyebutkan adanya enam ledakan di Colombo dan sekitarnya. Namun pemerintah Sri Lanka menyebutkan adanya delapan ledakan. Dua dari delapan ledakan itu disebut Sri Lanka adalah bom bunuh diri.
Hingga Minggu (21/4) malam waktu Sri Lanka, jumlah korban tewas mencapai 207 orang, sementara yang luka 450. Kepolisian Sri Laka menyebut 35 warga negara asing masuk dalam daftar korban tewas.
Para WNA itu meliputi kewarganegaraan Amerika Serikat, Inggris, Tiongkok, Belanda, dan Portugal. New Delhi mengatakan tiga warga India tewas dalam ledakan di Sri Lanka.
Washington dan London mengonfirmasi ada warga mereka yang tewas dalam ledakan di Sri Lanka tanpa menyebutkan angka.
Kepolisian Sri Lanka ternyata telah mengeluarkan peringatan mengenai adanya potensi serangan bom bunuh diri di sejumlah gereja, 10 hari sebelum kejadian.
Berdasarkan sejumlah dokumen yang dilihat kantor berita AFP, disebutkan bahwa Kepala Kepolisian Sri Lanka Pujuth Jayasundara mengeluarkan peringatan intelijen kepada para bawahannya 10 hari lalu. Dalam dokumen diingatkan adanya potensi serangan bom bunuh diri ke "beberapa gereja ternama."
"Sebuah agensi intelijen asing telah melaporkan bahwa NTJ (National Thowheeth Jama'ath) berencana melancarkan serangan bom bunuh diri di beberapa gereja dan juga komisi tinggi India di Colombo," bunyi peringatan tersebut.
NTJ adalah grup ekstremis di Sri Lanka yang dikait-kaitkan dengan perusakan sejumlah patung Buddha tahun lalu. (Medcom/OL-2)
Maithripala Sirisena membekukan parlemen, Sabtu (27/10). Tindakan ini memperburuk krisis politik di negara kepulauan itu.
Karu Jayasuriya memperingatkan Presiden Maithripala Sirisena bahwa kerusuhan bisa pecah di Sri Lanka terkecuali jika parlemen bisa memutuskan tokoh mana yang menjabat perdana menteri.
Diperkirakan sedikitnya 160 orang yang terluka dalam ledakan St Anthony dirawat di Rumah Sakit Nasional Kolombo pada pagi tadi waktu setempat.
Sejauh ini belum ada pihak mengaku bertanggungjawab atas serangan-serangan tersebut.
Umat beragama di Tanah Air harus menahan diri dan tidak terjebak kepada upaya provokasi yang ingin mengganggu kerukunan.
KETUA Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor, Yaqut Cholil Qoumas
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved