Headline
Sebaiknya negara mengurus harga barang dulu.
CEO Boeing Dennis Muilenburg mengatakan perusahaannya memangkas produksi bulanan pesawat 737 untuk mengalihkan lebih banyak sumber daya yang bekerja guna membawa pesawat 737 Max yang saat ini dilarang terbang di seluruh dunia kembali mengudara.
"Kami sedang menyesuaikan sistem produksi sementara 737 untuk mengakomodasi jeda dalam pengiriman Max, memungkinkan kami memprioritaskan sumber daya tambahan untuk fokus pada sertifikasi perangkat lunak dan mengembalikan Max bisa terbang. Kami telah memutuskan untuk sementara waktu beralih dari tingkat produksi 52 pesawat per bulan menjadi 42 pesawat per bulan mulai pada pertengahan April," papar Muilenburg, Jumat (5/4).
Baca juga: Temuan Awal soal B-737 Max Tunjukkan Adanya Kekeliruan Sensor
Muilenburg, dalam sebuah pernyataan video, Kamis (4/4), untuk pertama kalinya, mengakui data buruk berperan dalam dua kecelakaan udara itu, Lion Air Indonesia Penerbangan 610 pada Oktober dan Ethiopian Airlines Penerbangan 302 pada Maret -- keduanya melibatkan pesawat 737 Max dan menewaskan gabungan 346 orang -- karena fitur otomatisasi MCAS (Maneuvering Characteristics Augmentation System) pesawat aktif sebagai respons terhadap informasi angle of attack>AOA (sudut serangan) yang keliru.
Muilenburg, Jumat (5/4) mengatakan perusahaan memiliki tanggung jawab untuk menghilangkan risiko itu dan membuat kemajuan pada pembaruan perangkat lunak 737 Max yang akan mencegah kecelakaan serupa terjadi lagi.
Kecelakaan udara mematikan baru-baru ini telah menyebabkan pelarangan terbang pesawat 737 Max di seluruh dunia. (OL-2)
PEMERINTAH Indonesia menyepakati pembelian 50 unit pesawat Boeing sebagai bagian dari kesepakatan tarif bea masuk dengan Amerika Serikat.
Transformasi total di tubuh Garuda harus serius dilakukan.
Air India menyatakan tidak menemukan masalah pada sakelar bahan bakar pesawat Boeing lainnya setelah kecelakaan tragis yang menewaskan 260 orang.
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) menyatakan sedang melanjutkan komunikasi intensif dengan produsen pesawat asal Amerika Serikat (AS), Boeing.
INDONESIA harus berkorban untuk mencapai kesepakatan negosiasi tarif impor dengan Amerika Serikat yang berujung pada penurunan persentase dari 32% menjadi 19%.
CEO Boeing Kelly Ortberg menegaskan bahwa timnya siap mendukung investigasi yang dipimpin oleh Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat India terkait kecelakaan pesawat Boeing 787.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved