Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Memulai Bisnis di Rwanda cuma Butuh Waktu 6 Jam

(Yan/I-2)
05/4/2019 08:20
 Memulai Bisnis di Rwanda cuma Butuh Waktu 6 Jam
situs online bisnis di Rwanda(https://rdb.rw/)

HANYA cukup 6 jam untuk memulai bisnis di Rwanda. Kemudahan ini berlaku bagi siapa pun yang ingin memulai bisnis di negara Afrika Timur itu. Dalam peringkat kemudahan berbisnis, Rwanda mengungguli Indonesia yang berada di peringkat ke-55 dengan menempati posisi ke-29.

"Rwanda adalah negara dengan lingkungan bisnis yang baik. Untuk memulai bisnis cuma butuh 6 jam," kata Chief Operation Officer Private Sector Federation Yvette Mukarwema, saat mengunjungi kantor Kadin dan bertemu dengan beberapa pelaku usaha di Indonesia, kemarin.

"Anda juga tidak perlu ke Rwanda untuk memulai bisnis. Anda bisa lakukan secara online dari negara Anda dan gratis. Cukup buka daring saja," tambahnya dengan menyarankan membuka https://rdb.rw/.

Namun, menurut Ketua Kadin Komite Afrika Mintardjo Halim, Rwanda merupakan negara kecil dengan penduduk hanya 11 juta. Menurutnya, Rwanda ialah pasar yang kecil. "Kalau lihat jumlah penduduknya, itu bukan pasar yang besar. Kan cuma sebesar Jakarta. Tapi kalau mereka beli, kita jual," kata Mintardjo.

Meski begitu, tambah Mintardjo, Rwanda tetap bisa digunakan sebagai basis untuk berdagang. "Barang kita taruh di sana dan kita distribusikan ke negara sekitarnya. Namun, apakah nanti bisa dijual ke negara sekitar? Itu yang harus kita tahu," terangnya.

Karena itu, Rwanda bisa dijadikan sebagai basis perdagangan Indonesia untuk menyasar pasar yang lebih besar. Sebagai informasi, Rwanda merupakan bagian dari pasar bersama East Africa Community.

Menurut Kasubdit II Direktorat Afrika Kementerian Luar Negeri, W Sunani Ali Asrori, komunitas pasar bersama ini mencakup 170 juta jiwa. "Ini pasar yang cukup besar. Rwanda sebagai negara paling stabil bisa digunakan sebagai basis."

Namun, tambah Sunani, posisi Rwanda yang berada di tengah dan tidak memiliki pelabuhan akan membuat ongkos transportasi mahal. "Tapi sepertinya akan dibahas dan dinegosiasikan oleh mereka untuk meminimalkan ongkos."

Delegasi dagang Rwanda mengunjungi Jakarta merupakan buah dari upaya KBRI Dar es Salaam untuk meningkatkan hubungan ekonomi dengan negara di Afrika tersebut.

"Upaya ini dimulai setelah Dubes RI, Ratlan Pardede, bertemu CEO Private Sector Federation of Rwanda, Stephen Ruzibiza, pada 6 Desember 2018 di Rwanda," kata perwakilan KBRI Dar es Salaam yang memandu delegasi Rwanda ke Indonesia, Joan Radina Setiawan.

Pertemuan itu kemudian direspons secara positif para pengusaha asal Rwanda. Hal itu ditandai dengan kedatangan 25 pengusaha asal Rwanda. (Yan/I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya