Headline
Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan
Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah
SETIDAKNYA 19 personel yang berafiliasi dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), tewas dalam kecelakaan pesawat Ethiopian Airlines pada Minggu (10/3) kemarin, di sekitar Addis Ababa.
Otoritas setempat menyatakan insiden tersebut menewaskan 157 orang dalam pesawat Boeing 373 MAX 8.
Pesawat jatuh tak lama setelah lepas landas dari Addis Ababa, dengan tujuan penerbangan ke Nairobi, yang menjadi lokasi penyelenggaraan konferensi PBB.
"Dari indikasi awal, terdapat 19 anggota staf organisasi afiliasi PBB yang tewas," ujar Kepala Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM), Antonio Vitorino.
"Sejumlah anggota staf lainnya berasal dari lima organisasi PBB," imbuhnya. Selain IOM, organisasi yang dimaksud ialah Program Pangan Dunia (WFP), Badan Pengungsi PBB, Bank Dunia (World Bank) dan Badan Lingkungan PBB.
Di antara staf IOM yang menjadi korban kecelakaan, ada nama Anne Feigl yang bekerja untuk misi agensi di Sudan. Kepala misi Catherine Northing mengenang sosok Feigl yang sangat berdedikasi, profesional dan populer.
Sementara itu, Direktur WFP David Beasley mengonfirmasi tujuh stafnya tewas dalam kecelakaan tersebut.
"Kami sangat berduka dan merenungkan perjuangan rekan-rekan WFP yang bersedia bekerja jauh dari keluarga, demi membantu wilayah yang kekuarangan agar menjadi tempat hidup lebih layak," kata Beasley.
Baca juga: Pascadua Tragedi, Aspek Keselamatan Boeing 737 MAX8 Dipertanyakan
Melalui pernyataan resmi, Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi yang bermarkas di Jenewa, Fillipo Grandi, belum mengonfirmasi adanya kolega yang tewas. Namun, dia menekankan pihaknya mengalami kehilangan yang mendalam.
Sebelumnya, sumber PBB menyebut beberapa penerjemah lepas yang ikut dalam perjalanan menuju konferensi PBB tentang lingkungan, kemungkinan besar menjadi korban tewas. Pihak PBB masih kesulitan menentukan jumlah personel yang masuk dalam manifes penerbangan. Mengingat, tidak semua pihak terkait menggunakan paspor PBB, atau melaporkan rencana perjalanannya.
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, menyampaikan duka mendalam atas hilangnya sejumlah nyawa dalam peristiwa tragis.
"Dia menyampaikan simpati dan solidaritas yang tulus kepada keluarga korban dan orang-orang terkasih. Serta belasungkawa kepada pemerintah dan rakyat Ethiopia," bunyi pernyataan resmi yang mewakilkan Guterres.
PBB terus berkoordinasi dengan pemerintah Ethiopia, untuk mengidentifikasi staf PBB yang tewas dalam insiden kecelakaan. (AFP/OL-3)
SEORANG dosen di Kabupaten Sumba Barat Daya tewas di tempat setelah ditabrak mobil Suzuki APV di Jalan Raya Simpang SMPN 1 Wewewa Tengah, Desa Gollu Sapi, Kabupaten Sumba Barat Daya.
Pebalap Italila Samuele Privitera meninggal dunia usai kecelakaan pada etape pembuka Giro della Valle d’Aosta di Italia barat laut.
Ayah dan anak balitanya ditemukan meninggal dunia setelah terjatuh ke dalam sumur tua di Desa Pejogol, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Seorang pendaki asal Swiss, Benedikt Emmenegger, yang mengalami kecelakaan di Gunung Rinjani, Lombok, pada Rabu (16/7), berhasil dievakuasi dengan selamat
SEORANG WNA Tiongkok mengambil alih mobil milik polisi saat petugas sedang menangani mobil WNA tersebut yang terlibat kecelakaan di Jakarta Pusat (Jakpus).
Diogo Jota tewas bersama saudaranya André Silva, 25, ketika mobil Lamborghini mereka diduga mengalami pecah ban di Provinsi Zamora barat laut, Kamis (3/7) dini hari lalu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved