Headline

Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan

Fokus

Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah

RI Minta Filipina Klarifikasi Pelaku Bom Gereja

Denny Parsaulian Sinaga
06/2/2019 09:20
RI Minta Filipina Klarifikasi Pelaku Bom Gereja
(Wikipedia)

DUTA Besar RI untuk Filipina Sinyo Harry Sarundajang menegaskan Kepolisian Nasional Filipina (PNP) belum merilis bukti keterlibatan warga negara Indonesia (WNI) dalam pengeboman di sebuah gereja di Pulau Jolo, Filipina, pada Minggu (27/1) lalu.

“Otoritas setempat belum mengeluarkan hasil uji DNA serta gambar resmi hasil re­kaman CCTV di lokasi ledakan, yang menyatakan bahwa ke­dua pelaku sebagaimana di­­nyatakan oleh Secretary Ano ialah WNI,” kata Harry dalam keterangan tertulis di Jakarta, kemarin.

Dugaan mengenai keterli­bat­an dua WNI sebagai pela­­ku bom bunuh diri yang mengakibatkan 22 orang meninggal dunia dan 100 orang luka-lu­ka  itu pertama kali disampaikan Menteri Dalam Negeri (Sec­retary of Interior and Lo­­cal Government) Fili­pina ­Eduardo Ano.

Dalam sebuah konferensi pers di Provinsi Visayas, Fi­li­pina, Jumat (1/2), Ano menyebut pelaku bom bu­nuh diri ialah pasangan suami-istri WNI bernama Abu Huda dan seorang perempuan yang tidak disebutkan namanya.

Kedua pelaku dibantu Kamah, anggota kelompok Ajang Ajang yang berafiliasi dengan kelompok Abu Sayyaf. Faksi tersebut telah menyatakan du­kungan kepada jaringan teroris Islamic State (IS).

Namun, berdasarkan hasil pendalaman yang dilakukan KBRI Manila dan KJRI Davao, pihak in­te­lijen Filipina (NICA) belum mengetahui dasar penyampaian informasi yang di­lakukan Menteri Ano tentang keterlibatan WNI dalam insiden tersebut.

“Saat dihubungi KBRI Mani­la, pihak NICA secara infor­mal menyatakan keterbukaan untuk melakukan investigasi bersama dengan pemerintah RI,” ujar Harry.

Terkait dengan pernyataan itu, KBRI Manila akan memin­ta klarifi­kasi langsung melalui Menteri Luar Negeri dan Menteri Dalam Negeri Filipina.

“Nota verbal juga akan di­ki­rimkan pemerin­tah RI untuk meminta klarifikasi ke­pada pemerintah Filipina ser­ta menyatakan keberatan karena tidak adanya notifikasi dari pemerintah Filipina mengenai dugaan keterlibatan WNI dalam serangan bom di Pulau Jolo,” ujar Harry.

Sementara itu, Kepala Ke­po­lisian Nasional Filipina Jen­deral Oscar Albayalde me­­nyebutkan lima anggota ke­lompok militan Abu Sayyaf yang diyakini berada di balik dua serangan bom terhadap gereja Katolik di Jolo telah me­nyerahkan diri.

Kammah Pae, alias Kamah, merupakan salah seorang da­­ri lima sosok tersebut. Kepo­­lisian Fili­pina menduga pe­ting­gi Abu Sayyaf itu tu­rut membantu dua pelaku penyerangan.

Menurut Oscar, Kamah dan em­pat rekannya me­nyerahkan diri karena takut terbunuh dalam operasi ga­bung­an militer dan kepolisian setelah peristiwa pengebom­an.

“Dia terpaksa menyerah. Dia mungkin tidak ingin mati dalam serangan militer,” kata Albayalde kepa­da wartawan, Senin (4/2). (Yan/Ant/X-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya