Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Kerang Emas Ancam Amazon

MI/ DERI DAHURI
06/2/2015 00:00
Kerang Emas Ancam Amazon
(AFP)

ALIRAN sungai terbesar di dunia, Sungai Amazon, terancam serangan kerang-kerang mini yang diduga datang dari Tiongkok, biasa disebut kerang emas alias Limnoperna fortunei.

Sesungguhnya sudah sejak awal 1990-an, jalur sungai menuju Amerika Selatan terhambat karena kerang-kerang kecil berkulit kuning itu mulai menguasai teritorium baru. Serangan kerang-kerang emas itu sangat mengkhawatirkan karena membuat flora dan fauna tersingkir.

Kini, para ilmuwan khawatir spesies yang invasif itu akan memasuki kawasan Amazon. Padahal, kawasan hutan Amazon yang meliputi wilayah Brasil, Peru, Kolombia, Venezuela, Ekuador, Bolivia, Guyana, Guiana, dan Suriname merupakan sistem ekologi terunik di dunia. "Tidak diragukan lagi, dampaknya pada lingkungan akan dramatis," kata Marcia Divina de Olivieira, ilmuwan dari lembaga riset pemerintah Brasil, Embrapa.

Kerang emas umumnya tumbuh dengan ukuran panjang tidak lebih dari 1 inci atau 2,54 cm. Perkembangbiakannya tergolong giat dengan proses reproduksi selama sembilan bulan dalam setahun. Kerang asal Tiongkok itu melahirkan larva-larva mikroskopik yang melekat pada permukaan keras seperti bebatuan, batuan dasar sungai, benda-benda buatan manusia, juga membentuk struktur serupa karang.

Aksi kerang-kerang kecil itu pun menghambat operasi pembangkit listrik tenaga air dan pusat pengaturan air di Negara Bagian Sao Paulo, Brasil, dan Buenos Aires, Argentina. Untuk menyingkirkan kerang-kerang nakal itu, jutaan dolar AS digelontorkan. Pembersihan kumpulan kerang itu dilakukan dengan mematikan turbin pembangkit atau menyiramkan zat kimia.

Kerang emas juga mengisap makanan dari air, plankton, serta tanaman dan hewan kecil lainnya. Dalam berkembang biak, kerang itu mengubah fosfor dan nitrogen dalam air, menghasilkan alga beracun yang mematikan bagi makhluk air, bahkan manusia.

Solusi
Sejauh ini, kerang emas tidak ditemukan di daerah berawa Pantanal di wilayah barat Brasil berkat siklus oksigen yang alami. Akan tetapi, Pantanal hanya berjarak 2.000 km dari perairan penghubung Sungai Amazon. Kapal yang masuk Pantanal bisa ikut membawa kerang emas karena kerang emas bisa melekat pada lambung kapal atau mengontaminasi air penstabil kapal. Kapal-kapal yang menuju pelabuhan Brasil harus berhenti sedikitnya 200 mil dari pantai. Kapal-kapal itu harus mengosongkan air penstabil kapal di tengah laut.

Menurut Hugh MacIsaac, profesor dari University of Windsor, Ontario, Kanada, koloni kerang emas bisa saja dijadikan makanan ikan lokal dan bebek-bebek. Namun, gangguan jaringan makanan dapat mengganggu sistem ekologi lokal.

Adapun pakar kerang Brasil, mahasiswi doktoral Marcela Uliano da Silva, 27, dari Universitas Federal, Rio de Janeiro, Brasil, menawarkan solusi. Dia meneliti genome kerang dan merekayasa virus bio bullet untuk membuat kerang emas mandul.

Ide Da Silva mirip dengan cara memberantas nyamuk penular demam berdarah. Caranya, sejumlah nyamuk dimandulkan lalu disebar. Nyamuk itu akan kawin dengan nyamuk lain. "Ini akan sangat jelas dari segi ekonomi sekaligus melindungi keanekaragaman hayati," kata Da Silva. (AP/I-1)

[email protected]



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya