Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Plasma Konvalesen untuk Hadapi Covid-19

Caksono
18/5/2020 23:03
Plasma Konvalesen untuk Hadapi Covid-19
infografis JEDA(caksono)

>>> klik gambar untuk infografis lebih besar <<<

BERBAGAI pilihan terapi untuk menangani pandemi covid-19 terus dilakukan sembari menunggu ke- tersediaan vaksin, termasuk terapi plasma konvalesen. Saat ini tercatat ada banyak negara yang telah menggunakan terapi ini, semisal Tiongkok, Amerika Serikat, Inggris, Korea Selatan, dan Indonesia.
    Terapi plasma konvalesen merupakan strategi imunisasi pasif yang telah digunakan dalam pencegahan dan pengelolaan penyakit menular sejak awal abad ke-20. Plasma konvalesen diperoleh dengan menggunakan apheresis pada penderita yang mengalami infeksi dan telah pulih. Karena perolehannya yang cepat, plasma konvalesen telah dianggap sebagai intervensi darurat di beberapa pandemi, termasuk flu Spanyol, SARS, dan Ebola.
    Dalam kasus flu Spanyol, penggunaan plasma konvalesen dikaitkan dengan pengurangan tingkat kematian. Sementara itu, penggunaan plasma konvalesen pada virus korona lain, seperti SARS, telah mengurangi hari rawat di rumah sakit pada pasien kritis.
    Terkait dengan keamanan penggunaan plasma konvalesen ini, dalam epidemi flu Spanyol, SARS, dan MERS, penelitian tidak menemukan adanya efek samping yang terkait. Dalam kasus Ebola, pemberian plasma dikaitkan dengan reaksi ringan, seperti mual, eritema kulit, dan demam. Sementara itu, dalam covid-19, penggunaan plasma konvalesen aman dan tidak terkait dengan efek samping.
    Hal itu dapat terlihat dari hasil pemberian terapi ini di berbagai negara. Di Tiongkok, misalnya, pada awal terapi, plasma darah diberikan kepada 30 pasien covid-19. Dari pemberian plasma konvalesen itu, tidak ada pasien yang makin memburuk. Justru, kondisi pasien semakin baik. Selanjutnya, Amerika Serikat melibatkan lebih dari 1.500 rumah sakit dan sekitar 600 pasien telah menerima pengobatan. Hasilnya, tidak ada efek samping yang ditimbulkan.
    Di Eropa, Inggris juga tengah gencar mengumpulkan plasma konvalesen. Target plasma darah yang terkumpul ialah 10 ribu unit pada akhir bulan ini. Sementara itu, di Indonesia, penelitian plasma konvalesen sudah mulai dilakukan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto Jakarta dan LBM Eijkman. Pada Kamis (14/5), tiga pasien positif covid-19 yang dirawat di RSPAD itu dinyatakan sembuh seusai mendapat terapi tersebut. Direncanakan, terapi plasma konvalesen untuk penanganan covid-19 mulai diterapkan secara serentak seusai Lebaran setelah protokol nasional selesai dibuat.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Caksono
Berita Lainnya