Headline
BANGSA ini punya pengalaman sejarah sangat pahit dan traumatis perihal kekerasan massal, kerusuhan sipil, dan pelanggaran hak asasi manusia
BANGSA ini punya pengalaman sejarah sangat pahit dan traumatis perihal kekerasan massal, kerusuhan sipil, dan pelanggaran hak asasi manusia
ANAK muda pedesaan kembali diajak untuk menekuni sektor pertanian dan perikanan yang mulai ditinggalkan. Institut Teknologi Bandung (ITB) yakin penerapan teknologi yang diselaraskan dengan digitalisasi pemasaran bakal mendongkrak semangat anak muda menjadi entrepreneur pertanian (agropreneur).
Melalui program Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (PPM), sekelompok dosen ITB berkolaborasi dengan Pusat kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Insan Motekar menggelar pelatihan budidaya ikan menggunakan teknologi bioflok sebagai model bisnis perikanan yang efisien, ramah lingkungan, dan berorientasi pasar. Teknologi bioflok juga mudah diaplikasikan sehingga dapat dipelajari dengan mudah.
“Kami ingin pemuda desa mampu menguasai teknologi bioflok agar mereka bisa membangun usaha perikanan modern dan jadi agropreneur tanpa harus meninggalkan kampung halaman,” jelas Ketua Tim PPM ITB Kartib Bayu.
Menurut Kartib, teknologi bioflok membutuhkan pengetahuan teknis terkait pengelolaan kolam, pengendalian kualitas air, pemeliharaan mikroorganisme, serta sistem pakan yang berbasis pada limbah organik. Tanpa pelatihan yang memadai, banyak agropreneur muda kesulitan dalam mengimplementasikan teknologi bioflok dengan baik.
“Karena itu, kami memberikan pelatihan dan pendampingan secara intensif kepada kelompok pemuda desa mulai perancangan desain, penataan lokasi, pembangunan kolam dan pemasangan instalasi bioflok hingga pemasaran produk,” ungkap Kartib.
Kartib menjelaskan peserta pelatihan berjumlah 25 orang yang sebagian berasal dari siswa program kesetaraan Paket C, perwakilan pemuda desa, lembaga lokal, dan pemerintah daerah. Lokasi pelatihan berlangsung di Desa Pasirpadang, Kecamatan Jatinunggal, Sumedang, Jabar, Sabtu (30/8). Peserta dilatih dan dibimbing dosen-dosen ITB dari beragam keilmuan seperti Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM), Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH), dan Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK).
“Jadwal pelaksanaan pelatihan biasanya selama satu hari. Tapi program pembinaan dan pendampingan berjalan sekitar 3 bulan berupa mentoring. Tujuannya mendorong lahirnya agropreneur muda yang mampu menjawab tantangan ketahanan pangan di tengah berkurangnya minat generasi muda pada sektor pertanian,” kata Kartib yang merupakan dosen SAPPK ITB.
Salah satu materi pelatihan adalah model bisnis perikanan dengan sistem bioflok dan pariwisata berbasis perikanan (minawisata). Peserta diminta membuat business model canvas serta strategi pemasaran dengan memanfaatkan saluran digital (e-commerce).
Anggota Tim PPM ITB Sri Hartati mengatakan peserta tidak hanya dibekali pemahaman bisnis tetapi juga dilengkapi cara menciptakan bisnis berkelanjutan secara komersial dan dampak lingkungan.
"Jadi, teknologi bioflok bukan hanya solusi teknis budidaya ikan, tapi juga peluang membangun ekosistem bisnis perikanan berkelanjutan dengan potensi ekonomi, sosial, dan lingkungan,” jelas dosen SBM ITB tersebut.
Sri optimistis kegiatan ini mampu membuka lapangan kerja baru dan mendorong usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) berbasis perikanan serta memperkuat ketahanan pangan lokal melalui diversifikasi pangan sekaligus menambah penghasilan masyarakat desa. (H-2)
PELATIHAN Asesmen Penjaminan Mutu Eksternal Pendidikan Pesantren Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) digelar untuk membantu peningkatan mutu pesantren.
Materi yang disampaikan mencakup pemilihan bibit unggul, kesehatan dan pakan ternak, pengelolaan kandang, hingga pencatatan usaha ternak secara profesional.
Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi profesional di bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Indonesia, khususnya untuk sektor industri yang berisiko tinggi.
Professional development menjadi program unggulan dengan memberikan beragam workshop yang dibutuhkan guru.
Kegiatan mengusung tema Mewarnai Hidup, Mencerahkan Indonesia ini dilaksanakan gotong royong bersama tim KKN-PPM UGM, karang taruna, perangkat desa, dan masyarakat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved