Headline

BANGSA ini punya pengalaman sejarah sangat pahit dan traumatis perihal kekerasan massal, kerusuhan sipil, dan pelanggaran hak asasi manusia

Inovasi AI Untuk Deteksi Dini Sindrom Pernapasan Berbahaya

Ficky Ramadhan
31/8/2025 14:11
Inovasi AI Untuk Deteksi Dini Sindrom Pernapasan Berbahaya
Ilustrasi.(freepik)

PARA peneliti dari Endeavor Health dan Northwestern University, Amerika Serikat (AS) menciptakan sebuah alat berbasis kecerdasan buatan (AI/artificial intelligence) yang mampu membantu dokter mengidentifikasi sindrom pernapasan berbahaya, yakni acute respiratory distress syndrome (ARDS).

ARDS merupakan kondisi serius yang menyebabkan penumpukan cairan di alveoli paru-paru, sehingga kadar oksigen dalam darah turun drastis. Penyakit ini biasanya muncul setelah cedera atau infeksi paru-paru, termasuk Covid-19, dan memiliki tingkat kematian lebih dari 40 persen.

ARDS juga sulit didiagnosis karena dokter harus meninjau banyak data sekaligus, mulai dari hasil laboratorium, rontgen dada, catatan medis, hingga tes jantung. Kompleksitas ini membuat diagnosis sering terlambat.

"Sebagai dokter ICU, sulit untuk menyisir semua data yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis. Di sinilah AI berperan," kata Dr. Curtis Weiss, seorang ahli paru dan Wakil Direktur Kedokteran Perawatan Kritis di Endeavor Health, sekaligus peneliti utama studi ini.

Program ini dikembangkan Dr. Weiss bersama peneliti Northwestern University, Félix Morales dan Luís Nunes Amaral. Algoritma yang mereka rancang disesuaikan dengan pedoman klinis ICU, sehingga dapat meninjau rekam medis pasien yang menggunakan ventilator dan mengidentifikasi kemungkinan ARDS secara otomatis.

"Jika ARDS tidak segera terdeteksi, pasien mungkin tidak akan mendapatkan perawatan penyelamat jiwa tepat waktu. Alat otomatis seperti ini dapat mendeteksi lebih banyak kasus dan mempercepat keputusan dokter," jelas Morales, penulis utama penelitian.

Dalam pengujian menggunakan data medis dari rumah sakit di luar sistem Endeavor Health dan Northwestern, program AI ini berhasil mengenali 93,5 persen kasus ARDS dengan tepat, memiliki tingkat kesalahan, sekitar 17 persen, dan memiliki hasil lebih baik dibandingkan tingkat deteksi manual oleh dokter di ICU.

Saat ini algoritma tengah diuji coba di rumah sakit Endeavor Health. Dr. Amaral menilai keberhasilan program ini menunjukkan potensi besar AI dalam dunia medis.

"Bahkan di luar ARDS, penelitian ini adalah contoh bagaimana AI bisa meningkatkan kualitas perawatan. Dengan penerapan yang tepat, AI dapat membantu dokter mendeteksi kondisi kritis lebih cepat, lebih akurat, dan dalam skala yang mustahil dicapai manusia," ungkapnya. (H-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indriyani Astuti
Berita Lainnya