Headline
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
BADAN Gizi Nasional (BGN) resmi meluncurkan Modul Pelatihan Standar Gizi dan Keamanan Pangan Siap Saji Bagi Penjamah Pangan di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Penyusunan modul dilakaukan bertujuan meningkatkan kualitas gizi dan keamanan pangan di Indonesia.
Peluncuran ini berlangsung di Jakarta pada Selasa (5/8), dan dihadiri berbagai pemangku kepentingan lintas sektor.Deputi Penyediaan dan Penyaluran Badan Gizi Nasional (BGN) Suardi Samiran menjelaskan bahwa peluncuran modul ini bertujuan untuk menjadi panduan nasional dalam pelatihan para penjamah makanan di seluruh wilayah Indonesia.
“Modul ini disusun untuk membekali para penjamah makanan, terutama yang bekerja dengan pola masak tradisional, agar lebih higienis dan sesuai standar kesehatan. Tujuannya tentu untuk mendukung masyarakat yang lebih sehat,” ujar Suardi.
Suardi menjelaskan modul pelatihan ini mencakup berbagai aspek penting, mulai dari cara penyajian makanan, penggunaan alat pelindung diri seperti sarung tangan, hingga cara menjaga dapur tetap bersih dan steril.
“Misalnya, penggunaan sarung tangan saat menyajikan makanan itu wajib, agar tidak mencemari makanan. Bahkan satu helai rambut pun tak boleh masuk ke makanan. Ini semua diatur dalam modul,” tambah Suardi.
Modul juga menekankan bahwa menu makanan tetap mengikuti kearifan lokal masing-masing daerah, sementara BGN fokus pada kecukupan gizi dan standardisasi pengolahan.Menurut Suardi, modul ini akan diseminasi melalui pelatihan-pelatihan yang terbagi dalam tiga wilayah besar yakni barat, tengah, dan timur. Masing-masing wilayah akan dikoordinasi oleh direktorat terkait.
“Instruktur pelatihan berasal dari kolaborasi berbagai pihak, seperti UNICEF, BPOM, Dinas Kesehatan Daerah, dan Persatuan Ahli Gizi (Persagi). Jadi ini program kolaboratif dan berdampak positif,” jelasnya.
Tak hanya modul, BGN juga telah menyuplai perlengkapan dapur standar untuk mendukung pelaksanaan program ini. Setiap dapur SPPG akan menerima 96 item alat masak, alat makan, dan pembersih, guna memastikan proses masak berlangsung sesuai protokol kesehatan.“Dapur itu bukan sekadar tempat masak biasa. Ini dapur sehat yang alat-alatnya sudah distandarisasi. Semua sudah tersuplai,” tegas Suardi.
Hingga saat ini, tercatat lebih dari 3.200 SPPG sudah terbentuk di berbagai daerah di Indonesia. BGN menargetkan peningkatan jumlah dan kualitas layanan SPPG ini sebagai bagian dari agenda menuju Indonesia Emas 2045.“Bagaimana kita bisa menciptakan generasi sehat kalau makanannya tidak sehat? Maka semua dimulai dari yang mengolah makanan,” tutup Suardi.(H-2)
BGN menyebut dugaan keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dialami 200 siswa di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) masih dalam investigasi.
MEDIAINDONESIA.COM, 6 Juli 2025, menurunkan berita berjudul ‘BGN Sebut Penerima MBG sudah Melebihi Penduduk Singapura’.
KEPALA Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana mengungkapkan biaya Makan Bergizi Gratis (MBG) sebesar Rp10 ribu di Pulau Jawa lebih dari cukup.
POLRI akan melakukan kolaborasi dengan Badan Gizi Nasional (BGN) dan lembaga terkait lainnya untuk menyukseskan program Makan Bergizi Gratis (MGB) yang diusung oleh pemerintah.
BADAN Gizi Nasional (BGN) menyebut saat ini ada 22 ribu calon mitra Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang sudah mendaftar dan akan diseleksi kembali.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved