Headline
Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan
Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah
KOL goreng adalah olahan sayur kubis yang digoreng menggunakan minyak panas, biasanya tanpa adonan tepung.
Makanan ini populer sebagai lauk pendamping di warung nasi seperti warteg, warung Padang, atau rumah makan tradisional.
Kol goreng biasanya digoreng dengan minyak banyak dan suhu tinggi. Proses ini bisa menghasilkan lemak trans dan senyawa berbahaya seperti akrolein, terutama jika minyak digunakan berulang kali.
Saat kol digoreng pada suhu tinggi, terbentuk senyawa akrilamida, yaitu zat kimia yang bersifat karsinogenik yang berpotensi memicu kanker.
Penggunaan minyak goreng berulang dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat, yang berisiko menyebabkan penyakit jantung dan stroke.
Kol segar mengandung vitamin C, K, dan antioksidan. Proses penggorengan dapat merusak sebagian besar nutrisi penting tersebut.
Kol yang digoreng bisa menyebabkan perut kembung, sulit buang angin, atau gas berlebih, terutama bagi orang yang sensitif terhadap sayuran kubis-kubisan.
Kol yang digoreng akan menyerap minyak, menjadikannya tinggi kalori dan berkontribusi pada kenaikan berat badan bila dikonsumsi berlebihan.
Kol goreng yang disajikan sebagai lauk biasanya diberi garam atau bumbu penyedap berlebihan, yang bisa memicu hipertensi jika dikonsumsi terus-menerus.
Kol goreng berulang kali bisa memicu peradangan kronis karena adanya senyawa oksidatif dari minyak panas dan makanan gosong.
Konsumsi makanan berminyak berlebihan bisa memicu bakteri dalam mulut tumbuh lebih cepat dan menyebabkan plak gigi, bau mulut, hingga radang gusi.
Lemak trans dan zat kimia dari makanan yang digoreng bisa mempengaruhi fungsi hormonal, termasuk insulin dan hormon reproduksi.
Jika kol digoreng dengan minyak yang sudah terlalu sering dipakai atau terlalu panas, bisa terbentuk senyawa radikal bebas yang berbahaya bagi tubuh.
Meskipun kol goreng terasa enak dan sering jadi favorit, apalagi di warteg atau nasi Padang, sebaiknya dibatasi konsumsinya. Pilih versi kol rebus atau tumis yang lebih sehat. (Z-4)
Proses menggoreng menghasilkan senyawa berbahaya, termasuk senyawa karsinogenik yang berpotensi meningkatkan risiko kanker jika dikonsumsi dalam jangka panjang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved